contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Rabu, 24 Desember 2008

img1.gif

0
Jumat, 05 Desember 2008

2007/Kuala Lumpur Nova Widianto/Lilyana Natsir
2005/Anaheim, AS Nova Widianto/Lilyana Natsir
2001/Sevilla Hendrawan
1995/Lausanne Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky
1993/Birmingham Ricky Soebagdja/Gunawan
1993/Birmingham Joko Suprianto
1983/Kopenhagen Icuk Sugiarto
1980/Jakarta Ade Chandra/Christian Hadinata
1980/Jakarta Verawaty Fajrin

0

2007/Kuala Lumpur Nova Widianto/Lilyana Natsir
2005/Anaheim, AS Nova Widianto/Lilyana Natsir
2001/Sevilla Hendrawan
1995/Lausanne Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky
1993/Birmingham Ricky Soebagdja/Gunawan
1993/Birmingham Joko Suprianto
1983/Kopenhagen Icuk Sugiarto
1980/Jakarta Ade Chandra/Christian Hadinata
1980/Jakarta Verawaty Fajrin

0

Tak Henti Ukir Prestasi

Dibandingkan dengan klub besar lain di Tanah Air, PB
Tangkas Alfamart tentu kalah jauh. Maklum, klub yang
didirikan pada 21 Februari 1951 di Jakarta itu bukan klub
besar yang didukung oleh perusahaan raksasa pula.

Berputarnya roda pembinaan klub yang merupakan akronim
dari Tujuan Anggota Kita Adalah Sport (Tangkas) itu
semata-mata mengandalkan donasi dan kepedulian insan-insan
yang demikian besar cintanya terhadap olahraga tepok bulu.

“Kami memang bukanlah klub besar yang didukung perusahaan
besar, tetapi di banyak kejuaraan para pebulutangkis PB
Tangkas Alfamart selalu menghasilkan prestasi besar,”
sebut Ketua Umum PB Tangkas Alfamart, Ir. Justian
Suhandinata.

Pernyataan tokoh bulutangkis yang pernah menjabat sebagai
Wakil Presiden BWF itu tidak asal bicara. Kendati dengan
segala keterbatasan, pemain-pemain klub yang bermarkas di
kawasan Green Ville, Tanjung Duren, Jakarta Barat, itu
mampu terus mengukir prestasi besar. Nova Widianto dkk.
ingin menunjukkan bahwa Tangkas tidak kalah hebat
dibandingkan dengan klub-klub lain yang mendapat kucuran
dana berlimpah.

Bukti paling sahih bisa disimak pada Kejurnas Bulutangkis
2008. Pada perhelatan di Tenis Indoor, Kompleks Gelora
Bung Karno, Senayan, 12-15 November, Tangkas Alfamart
tampil sebagai juara.

Di final, mereka mengalahkan Djarum melalui pertarungan
dramatis yang menguras emosi dengan skor 3-2.

Uniknya angka kemenangan di partai terakhir tersebut
justru disumbangkan dari nomor yang di atas kertas bakal
menjadi milik Djarum.

Berdasarkan peringkat, pasangan dadakan Nova/Devin Lahardi
kalah jauh dibandingkan dengan Rian Sukmawan/Yonathan
Suryatama Dasuki, yang menduduki peringkat 14 dunia.

Tetapi, berkat kematangan, Nova/Devin sukses mengatasi
lawan dan mengantarkan Tangkas Alfamart merengkuh gelar
jawara.

Kemenangan itu tak hanya bermakna klub ini menjadi kampiun
dan mendapat hadiah Rp 60 juta. Sukses itu pun sekaligus
membuktikan bahwa untuk saat ini Tangkas Alfamart harus
disebut sebagai perkumpulan bulutangkis terbaik di Tanah
Air.

Kemenangan ini merupakan sukses kedua. Sebelumnya klub ini
menjadi yang terbaik pada Kejurnas 2002 di Bandung setelah
mengalahkan Jaya Raya 3-1. Dua tahun silam dalam Kejurnas
di Medan, Tangkas Alfamart juga maju ke final, tapi
langkahnya dihentikan Jaya Raya 1-3.

Rekor Juara Dunia

Kehebatan Tangkas Alfamart tak hanya di tingkat domestik.
Di kancah internasional juga mencorong prestasinya. Bahkan
klub ini bisa disebut sebagai pemilik rekor penghasil
juara dunia.

Sejak berdiri 57 tahun silam, mereka telah menghasilkan
sembilan gelar juara dunia. Jumlah yang belum tertandingi
oleh klub lain. Kejayaan itu dimulai lewat Verawaty Fajrin
di Jakarta pada 1980 hingga era Nova Widianto/Lilyana
Natsir di Kuala Lumpur 2007.

Kiprah Tangkas Alfamart tak berhenti sampai di situ. Klub
ini juga ikut menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di
kancah Olimpiade melalui Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky di
Atlanta 1996.

Selain emas, masih pula ditambah medali perak lewat
Hendrawan di Sydney 2000 dan Nova Widianto/Lilyana Natsir
di Beijing 2008 serta perunggu oleh Hermawan Susanto di
Barcelona 1992.

Yang paling gres adalah pengakuan organisasi bulutangkis
dunia, BWF, terhadap pendiri sekaligus pembina PB Tangkas,
Suharso Suhandinata.

Tokoh yang bersama Soedirman berjasa besar menyatukan
organisasi bulutangkis dunia yang sempat pecah antara IBF
dan WBF yang dimotori Cina itu mulai tahun ini di Pune,
India, diabadikan sebagai nama resmi Kejuaraan Dunia
Bulutangkis Junior.

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi kunci kesuksesannya?
“Semua itu karena perhatian, dedikasi, dan totalitas dari
pengurus sehingga kami bisa membayar dengan prestasi bagus
di lapangan,” ujar salah satu pemain.

Dengan segala keterbatasan dana yang datangnya dari para
donator yang gila bulutangkis, Tangkas Alfamart terus
menapak. Mereka ingin terus berupaya melahirkan
juara-juara dunia bulutangkis untuk mengharumkan nama
bangsa dan negara Indonesia! (bhw)

0

Maria Rontok

Wakil Indonesia tak semuanya mulus melewati babak pertama
di turnamen Grand Prix Vietnam, yang digelar di Ho Chi
Minh, Vietnam, 3-7 Desember. Tunggal putri Maria Febe
Kusumastuti harus takluk dari wakil Taiwan, Ya Ching Hsu,
di babak pertama turnamen berhadiah total 50 ribu dolar AS
ini.

Rontoknya Maria di luar dugaan. Pasalnya juara Bitburger
Open, Jerman, Oktober lalu, ini diprediksi bisa melaju
minimal ke semifinal.

Pemain lain, seperti Ari Yuli, Fernando Kurniawan/Lingga
Lie, Afiat Yuris/Wifqi Windarto, dan Fran Kurniawan/Rendra
Wijaya, sukses lolos ke babak kedua.

Di nomor lain, tunggal putra Andre Kurniawan Tedjono baru
akan turun pada Kamis (4/12) karena mendapatkan bye di
babak pertama.

"Kalau lolos terus ke babak berikutnya, saya memperkirakan
akan bertemu lawan tangguh di babak perempatfinal. Mungkin
lawan dari Thailand atau Hong Kong," sebut Andre.

Jika lolos ke perempatfinal, kemungkinan besar Andre, yang
jadi unggulan tiga, akan bertemu jago Thailand unggulan
delapan, Pakkawat Vilailak. (win)

0

Berat, Tanpa Persiapan Maksimal

Final Super Series Masters, yang menjadi pentas pamungkas
tahun ini di kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, 18-21
Desember, dan dihadiri delapan pemain/pasangan terbaik,
menjanjikan persaingan sengit.

Total hadiah sebesar 500 ribu dolar AS (sekitar Rp 6
miliar) menjadi magnet utama turnamen. “Sungguh fantastis
turnamen Final SS Masters tahun ini bisa terealisasi. Ini
akan menjadi ajang yang sangat baik untuk mengakhiri tahun
Olimpiade,” ucap Sekjen BWF, Stuard Borrie, Senin (1/12).

“Ini impian yang gagal terlaksana tahun lalu. Kini kita
punya event yang prestisius buat deretan pemain top dan
peminat bulutangkis dunia dengan hadiah yang sungguh
menggiurkan,” sebutnya lagi.

Dengan format round-robin dua pul, setiap pemain/pasangan
bertanding tiga kali di pul masing-masing. Juara dan
runner-up pul akan melaju ke semifinal.

“Dengan persaingan yang sangat ketat, kami memperkirakan
tiket akan laris manis,” ujar Datuk Maijol Mahap, Presiden
Persatuan Bulutangkis Sabah (SBA), ketua panitia turnamen.

Indonesia meloloskan Sony Dwi Kuncoro, Taufik Hidayat,
Markis Kido/Hendra Setiawan, Lilyana Natsir/Vita Marissa,
dan Lilyana/Nova Widianto.

Program Berubah

Namun, kurang dari dua pekan menjelang turnamen, pasukan
Cipayung belum bersiap seperti biasa. Pemulangan pemain
pelatnas setelah berakhirnya kepengurusan PBSI 2004-2008
membuat program latihan berubah.

"Saya mau mereka kembali berlatih seperti biasa, tetapi
sampai sekarang saya belum tahu bagaimana rencana dan
program menghadapi Final SS," ujar Christian Hadinata,
Pelatih Kepala Pelatnas, Rabu (3/12).

Sejak awal November, para pemain pelatnas berlatih di klub
masing-masing menjelang kejurnas. Kondisi ini berlanjut
menjelang turnamen SS Hong Kong dan sekarang Final SS.

"Di Final SS mereka akan langsung menghadapi lawan berat.
Dengan persiapan maksimal saja masih perlu perjuangan
berat untuk menjadi juara," lanjut Christian.

Sementara itu, juara Olimpiade Beijing, Lin Dan, akhirnya
lolos, meski hanya ikut dalam lima turnamen SS. Namun, BWF
membatasi pemain setiap negara dua orang di setiap nomor.
Aturan ini membuat beberapa pemain top Cina seperti Bao
Chun Lai serta Xie Xingfang urung hadir di Malaysia.
(Erwin Fitriansyah/ Irwandi, Kuala Lumpur)

PESERTA FINAL SS
------------ --------- --------- ---------
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Mas), Chen Jin (Cin), Sony
Dwi Kuncoro (Ina), Joachim Persson (Den), Peter Gade
(Den), Lin Dan (Cin), Taufik Hidayat (Ina), Chan Yan Kit
(Hkg)
Tunggal Putri: Zhou Mi (Hkg), Tine Rasmussen (Den), Wang
Chen (Hkg), Zhu Lin (Cin), Lu Lan (Cin), Pi Hongyan (Pra),
Xu Huaiwen (Jer), Hwang Hye-youn (Kor)
Ganda Putra: Markis Kido/Hendra Setiawan (Ina), Zakry
Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Tazari (Mas), Lars
Paaske/Jonas Rasmussen (Den), Jung Jae-sung/Lee Yong-dae
(Kor), Mathias Boe/Carsten Mogensen (Den), Candra
Wijaya/Tony Gunawan (Ina-AS), Koo Kien Keat/Tan Boon Heong
(Mas), Fu Haifeng/Cai Yun (Cin)
Ganda Putri: Wong Pei Tty/Chin Eei Hui (Mas), Du Jing/Yu
Yang (Cin), Lilyana Natsir/Vita Marissa (Ina), Zhao
Yunlei/Cheng Shu (Cin), Lena Frier Kristiansen/ Kamilla
Rytter Juhl (Den), Ha Jung-eun/Kim Kin-jung (Kor), Miyuki
Maeda/Satoko Suetsuna (Jep), Lee Kyung-won/Lee Hyo-jung
(Kor)
Ganda Campuran: Nova Widianto/Lilyana Natsir (Ina), He
Hanbin/Yu Yang (Cin), Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl
(Den), Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung (Kor), Anthony
Clark/Donna Kellogg (Ing), Xie Zhongbo/Zhang Yawen (Cin),
Robert Blair/Imogen Bankier (Ing-Sko), Sudket
Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Tha)

0

Shopping Online

Powered By Blogger

Dr kecil udah ska ikut nyokap badminton,, alhasil jd gni dech ktularan suka hehe...Sempet masuk SGS Elektrik tp udah kluar skarang heuh nyesel bgt :D


About Me

Links

Followers