contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Senin, 18 Mei 2009





0

0

0


Minggu, 17 Mei 2009 | 00:00 WIB

GUANGZHOU, KOMPAS.com - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF)
akan mengubah format turnamen beregu, Piala Sudirman serta
Piala Thomas dan Uber, untuk penyelenggaraan yang akan
datang. Ini dilakukan untuk memberikan peluang kepada
tim-tim grup bawah meraih kemenangan.

Deputi Presiden BWF Paisan Rangsikitpho mengatakan, hasil
pertemuan dewan (council meeting) BWF yang berakhir Sabtu
(16/5), antara lain, sepakat mengubah format Piala
Sudirman.

"Format baru akan memberi peluang seluruh tim untuk
memenangi trofi, dengan menggelar babak grup terlebih
dahulu sebelum babak sistem gugur. Unggulan akan
ditentukan berdasarkan peringkat dunia. Namun itu masih
dibicarakan, " kata Paisan.

Dia menambah, format baru Piala Sudirman akan dibahas lagi
dan disahkan pada pertemuan tahunan (AGM) yang akan
datang.

Sementara itu format baru Piala Thomas dan Uber adalah,
melakukan pengundian ulang usai babak penyisihan grup,
untuk memasuki babak perempat final. Hal itu dilakukan
untuk mencegah adanya tim yang berusaha menghindari
pertemuan dengan tim lain.

"Dengan demikian, setiap tim yang lolos ke perempat final
tidak tahu siapa lawan berikutnya," kata Paisan yang
memberi keterangan pers bersama presiden BWF Kang Young
Joong dan sekjen BWF Stuart Borrie.

Mengenai tuan rumah Piala Sudirman, manajer marketing dan
administrasi BWF, Selvaamresh Supramaniam mengatakan,
hingga batas akhir penawaran tidak ada negara yang
tertarik. Karena itu, penawaran dibuka kembali hingga
akhir Juni.

LOU
Sumber : Ant

0


Minggu, 17 Mei 2009 | 23:48 WIB

GUANGZHOU, Kompas.com - Juara bertahan sekaligus tuan
rumah China meraih Piala Sudirman untuk ketujuh kalinya
setelah pada final mengalahkan Korea Selatan 3-0.

Bermain di hadapan sekitar 10.000 pendukungnya di
Guangzhou Gymnasium, Minggu malam, China memastikan poin
kemenangna melalui ganda campuran, tunggal putera dan
ganda putera.

Di partai pertama, ganda campuran dadakan, Zheng Bo/Yu
Yang secara mengejutkan mengalahkan juara Olimpiade Lee
Yong Dae/Lee Hyo Jung 18-21, 21-19, 21-16.

Yu Yang mengaku terkejut saat mengetahui ia akan
dipasangkan dengan Zheng Bo pada pertandingan final karena
belum pernah berpasangan dengan dia dan belum pernah main
bareng dalam pertandingan. Ia mengatakan, kekalahan pada
game pertama disebabkan karena mereka terlalu banyak
melakukan kesalahan.

Sementara Zheng Bo mengaku ia dipilih karena lebih
berpengalaman dibanding He Hanbin, sehingga meskipun ia
belum pernah berpasangan dengan Yu yang, itu tidak menjadi
masalah. "Untuk memenangi pertandingan, kerjasama bukan
hal yang utama, yang paling penting adalah kemampuan
masing-masing pemain," ujar Zheng Bo usai pertandingan.
Baginya, merebut angka pertama sangat penting.

Pemain tunggal putra Lin Dan yang tidak pernah absen
memperkuat tim China sejak kompetisi dimulai, menyumbang
angka kedua bagi tim yang menjuarai dua turnamen terakhir,
2005 dan 2007, dengan menumbangkan Park Sung Hwan 21-14,
21-18.

Juara Olimpiade Beijing itu mengatakan ingin memenangi
pertandingan demi timnya. "Saya senang bermain di negara
sendiri. Saya mampu bermain dnegan baik, meski kadang
terburu nafsu ingin menyelesaikan pertandingan, " katanya.

Ganda putra Fu Haifeng/Cai Yun memenangi pertarungan ketat
melawan pasangan Jung Jae Sung/Lee Yong Dae untuk
memastikan kemenangan China yang ketujuh kalinya pada
Piala Sudirman.

Pasangan yang merebut game pertama itu, bangkit setelah
kehilangan game kedua dan tertinggal 16-18 untuk
menyamakan kedudukan 19-19 dan memenangi pertandingan
21-14, 17-21, 21-19.

"Penampilan tim malam ini sangat bagus, meskipun Korea
juga bagus. Tetapi pada ganda campuran dan ganda putra
kami ketat meskipun kami sedikit lebih baik dan dapat
memanfaatkan itu untuk menang," kata manajer tim China Li
Yongbo usai pertandingan.

Selain pengalungan medali kepada tim China yang meraih
medali emas, Korsel medali perak serta perunggu bagi
Indonesia dan Malaysia yang kalah di semifinal, pada
kesempatan yang sama pebulutangkis China Lin Dan menerima
trofi sebagai pemain terbaik 2008. (Ant/Livescore/ AP)

Hasil pertandingan final:
Ganda campuran: Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung [KOR]-Zheng
Bo/Yu Yang [CHN] 21-18 19-21 16-21 Tunggal putera:
Sung Hwan Park [KOR]-Dan Lin [CHN] 14-21 18-21 0-1
Ganda putera: Jung Jae Sung/Lee Yong Dae [KOR]-Cai Yun/fu
Haifeng [CHN] 14-21 21-17 19-21 Tunggal puteri:
Hwang Hye Youn [KOR]-Wang Yihan [CHN) tidak dimainkan
Ganda puteri: Lee Kyung Won/Lee Hyo Jung [KOR]-Jing Du/Yu
Yang [CHN] tidak dimainkan

0

Senin, 18 Mei 2009 | 00:08 WIB

GUANGZHOU, Kompas.com - Pelatih tunggal putra pelatnas,
Hendrawan memutuskan mengundurkan diri dari Pelatnas
Cipayung untuk beralih menjadi pelatih profesional.

"Ini keputusan yang berat karena selama ini saya selalu
berjuang untuk Indonesia. Selanjutnya saya sudah harus
profesional, memikirkan masa depan keluarga," ujar
Hendrawan di Guangzhou, Minggu.

Ia mengatakan, sepulang dari Guangzhou untuk mengikuti
kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman tempat
langkah Indonesia terhenti di semifinal, Hendrawan yang
sudah mengajukan surat pengundurkan diri sejak Maret lalu,
akan berpamitan kepada Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso.

Hendrawan yang melatih di pelatnas sejak 2004 mengatakan
akan mengawali karir sebagai pelatihnya dengan melatih di
Malaysia. "Keputusan yang saya buat ini bisa lebih baik
tetapi juga bisa lebih buruk. Menghadapi tantangan baru
memang tidak mudah," kata juara dunia 2001 yang mengawali
karir melatih di Pelatnas sebagai pelatih tunggal putri.

Peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 itu berharap
masyarakat tidak mempertanyakan rasa nasionalismenya saat
memutuskan melatih di luar negeri. "Saya ingin masyarakat
tidak menilai saya tidak punya nasionalisme dengan
kepindahan ini. Sudah waktunya saya memikirkan keluarga,"
ujar ayah dua anak yang menjadi pelatih tanpa ada kontrak
dengan PBSI itu.

Selama menjalani karirnya sebagai pelatih di pelatnas,
Hendrawan berhasil membangun kembali sektor tunggal putri
yang semula dinilai tidak mempunyai kemampuan.

Soal siapa yang akan melatih tunggal putra di Cipayung
sepeninggal dirinya, Hendrawan menyerahkan sepenuhnya
kepada Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Lius Pongoh. "Saya
percaya bahwa dengan saya mundur, PBSI bisa lebih baik,
termasuk Sony (Dwi Kuncoro) dan Simon (Santoso)," kata
Hendrawan yang akan mulai melatih di Malaysia mulai 1
Juli.

Kakak ipar pemain ganda putra Hendra Setiawan itu mulai
masuk pelatnas pada 1993 sebagai pemain tunggal putra yang
menghasilkan medali perak Olimpiade Sydney 2000, juara
dunia 2001 dan membantu Indonesia memenangi Piala Thomas
pada 1998, 2000 dan 2002. Ia meninggalkan pelatnas pada
2003 dan sempat berkarir di luar bulutangkis sebelum
kembali ke pelatnas sebagai pelatih pada November 2004.

Saat ini di Malaysia telah ada pelatih asal Indonesia
yaitu Rexy Mainaky.

CAY
Sumber : Ant

0

Seperti yang telah diskenariokan oleh banyak pihak, partai puncak akan menjadi milik tuan rumah dan negeri ginseng. Korea. Bermain tanpa beban, Korea berhasil menaklukkan Indonesia yang secara peringkat lebih berpeluang dengan skor 3-1. Tiga partai awal antara dua negara adidaya badminton ini berlangsung cukup semarak. Sebaliknya, Cina mendapatkan tiket final setelah menggusur Malaysia, 3-0

Lebih Rapi dan Tanpa Beban

Meskipun secara peringkat para punggawa Indonesia lebih diunggulkan, para pemain Korea ternyata lebih jitu dalam menerapkan strategi bertanding di lapangan. Lee Yong Dae dan Lee Hyo Jung yang tampil di partai perdana berhasil membuka pintu kemenangan bagi negaranya sekaligus membalas kekalahan mereka di pertemuan terakhir pada final Malaysia SS 2009. Duo Lee yang bermain lebih rapi dan tanpa beban hanya membutuhkan waktu 39 menit untuk menjinakkan NoLyn dalam dua set langsung.

Meskipun kedua pasangan berseteru cukup ketat sejak awal set pertama, NoLyn sebenarnya lebih unggul dari sisi peolehan poin. Memimpin 6-4 dari smash Lily dan bebrapa kesalahan Hyo Jung, kedua pasangan kembali terlibat kejar mengejar angka hingga kedudukan 10 sama. NoLyn kembali unggul 12-10, 14-12 dan 16-14 dari permainan agresif dan penempatan bola-bola cerdik Nova. Meskipun Hyo Jung banyak melakukan kesalahan sendiri, namun wanita jangkung yang menjadi tulang punggung pemain ganda Korea ini behasil menekan NoLyn dengan variasi pukulan dan penempatan bola-bolanya yang tidak terduga.

Dua angka dari kesalahan Lily di depan net serta serobotan Nova yang terburu-buru membawa ‘angin segar’ bagi Korea untuk menyamakan kedudukan di angka 16 dan 17. Penempatan bola Hyo Jung di lapangan kosong dan penegmbalian Lily yang gagal melewati net mengantarkan Korea pada match point 20-17. Bola silang Nova di depan net sempat menghambat kemenangan duo Lee namun servis Nova yang tidak sempurna akhirnya menutup set ini untuk Korea 21-18.

Persaingan di laga babak kedua ternyata justru tidak seketat babak pertama. Yong Dae/Hyo Jung langsung memimpin 4-0 di awal set dan 8-5 ketika pertahanan Korea yang sangat kokoh gagal ditembus oleh pasangan Indonesia. NoLyn sempat menyamakan angka di titik 9 ketika Hyo Jung melakukan unforced error dalam pengembalian bola dan servis. Duo Lee kembali unggul jauh 13-9 dan 17-10 ketika smash-smash keras keduanya dan bola-bola eror dari pengembalian Lily tidak mampu melampaui net.

Dua kesalahan Hyo Jung yang dibalas dengan dua drop shot penempatan tak terduganya di depan net mengubah kedudukan menjadi 19-12. NoLyn kembali mendapat tambahan poin dari penegmbalian tak sempuran Yong Dae di depan net. Namun bola tanggung Lily yang dimanfaatkan dengan sempurna oleh Hyo Jung akhirnya mengantarkan Korea pada match point 20-14. Bola out dari Yong Dae sejenak menghentikan gejolak kemenangan duo Lee namun pengembalian Lily yang untuk kesekian kalinya tidak mampu melewati net akhirnya mengantarkan Korea pada angka pertama mereka, 21-15.

Tertinggal 0-1 sempat membuat Sony yang tampil di partai kedua tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di set pertama. Peringkat 6 dunia tersebut langsung tertinggal 6-11 saat jeda interval. Beberapa serangan smash dan penempatan bola di bagian baseline yang dilakukan Park mengantarkannya pada kedudukan 13-7, 16-9 serta 18-11. Dua kesalahan Sony dan penempatan bola Sony di area baseline yang tak terjangkau mengubah kedudukan 20-12 untuk Korea. Netting yang tidak sempurna dari Park dan drop shot akurat Sony di depan net mengubah angka menjadi 14-20. Pengmbalian Sony yang melebar akhirnya menutup set ini 14-21 untuk kemenangan Korea.

Sony akhirnya mengubah tempo permainan di set kedua. Bola smash silang dan penempatan yang akurat menjadi senjatanya untuk menambah poin demi poin. Bebarapa kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Park juga memperjauh selisih poin keduanya menjadi 8-2. Park sempat memperkecil selisih poin menjadi 7-9 ketika pengembalian Sony tidak sempurna menyebabkan bola out dan menyangkut di net. Drop shot silang dan penempatan bola Sony yang akurat di depan net kembali membuat

Sony unggul 15-9. Beberapa bola tanggung dan backhand smash Sony yang gagal menyebrangi net serta smash-smash silang yang diperagakan oleh Park menekatkan selisih poin menjadi 17-14. Di titik inilah Sony mendapatakan momentumnya dengan 3 consecutive points dari penempatan bola lob di daerah baseline serta smash yang akurat, 20-14. Park sempat menambah 1 angka dari smash silang Sony yang menyangkut di net namun drop shot andalan Sony di depan net akhirnya memaksakan rubber set untuk Sony 21-15.

Park kembali bermain lebih agresif dan banyak menyerang di set ketiga. Namun pertahan Sony pun tak kalah sempurna dalam membendung bola-bola dari Park. Stelah melewati reli-reli yang cukup ketat, Park akhirnya unggul 6-2 dan 12-7. Sony yang sempat bermain defensive akhirnya lebih banyak menjadi sasaran serang dan melakukan kesalahan sendiri. Namun setelah jeda interval, Sony segera mengubah strategi permainan dengan lebih banyak melakukan serangan. Smash-smash silang yang menghujam lapangan Park mengubah kedudukan 10-14. Empat poin beruntun yang dicuri Sony dari penempatan bola yang akurat serta drop shot silang di depan net menjadikan kedudukan imbang 14-14.

Di titik inilah ketatnya persiangan kembali terasa dan selisih 1 poin berlangsung hingga kedudukan 17-17. Bola-bola serobotan dan drive-drive pendek di depan net serta memanfaatkan kelemahan stamina lawan mengunci kedua pemain di angka yang sama. Pengembalian Sony yang melebar dan serangan smash dari Park membuatnya unggul lebih dulu 19-17. Namun Sony segera menyusul setelah keduanya terlibat reli-reli cepat dan cukup panjang yang diakhiri dengan smash Sony dan pengembalian yang melebar dari Park, 19-19.Permainan netting yang sempurna dari Sony mengantarkannya pada match point 20-19. Namun Park segera mengejar dengan drop shot sempurna di depan net. Pengembalian Park yang terlalu melebar ke belakang serta bola tanggung Park yang diserobot dengan sempurna oleh Sony akhirnya menutup set ini untuk Indonesia, 22-20.

Pebulutangkis berperingkat 15 dunia, Maria Kristin sebenarnya memili peluang yang cukup besar untuk menambah keunggulan Indonesia menjadi 2-1. Karena secara kualitas pukulan dan variasi serangan Maria lebih unggul dibandingkan dengan Hwang Hye Youn yang bermain di partai ketiga. Namun kondisi fisiknya yang tidak sempurna dan masih cedera membuat Maria gagal bermain sempurna dan lebih banyak melakukan kesalahan sendiri. Di set pertama, Maria langsung memimpin 9-5 dari pukulan lob serang dan drop shot silang andalannya.

Namun Hwang mendapat 4 poin ‘gratis’ dari pengembalian drop shot dan netting Maria yang gagal melewati net untuk menyamakan kedudukan di angka 10. Tiga poin beruntun yang dikoleksi Hwang dari kesalahan sendiri yang dilakukan Maria dalam mengembalikan bola mengubah keadaan menjadi 13-10 untuk tunggal utama Korea yang berperingkat 17 dunia ini. Pukulan lob serang yang diikuti dengan drop shot silang di depan net oleh Maria menyamakan angka di titik 14. Maria kembali melakukan ‘unforced error’ dengan pengembalian yang terlalu melabar ke belakang mengantarkan Hwang pada angka kritis 18-15.

Perpaduan yang cantik antara lob serang, netting, dan smash silangnya kembali membuat Maria setara 19-19. Bola tanggung Maria yang di selesaikan dengan manis oleh Hwang menyentuh match point 20-19. Namun dengan jurus andalannya yang memadukan lob serang dan smash, Maria kembali membuat skor imbang 20-20. Drop silang yang terlalu memaksa shingga membuat bola keluar kembali membuat Hwang match point 21-20. Netting silang yang sempurna dari Maria menggagalkan kemenangan Hwang 21-21. Smash Maria yang terlalu jauh ke belakang dan net silang Maria yang keluar dari garis permainan memudahkan Hwang untuk merebut set ini 23-21.

Empat kesalahan beruntun dari pengembalian Maria yang tidak sempurna kembali membuat Hwang ‘leading’ 6-2 di set kedua. Drop shot silang, netting tipis Maria di depan net serta serobotan-serobotan yang akurat membuat Maria mampu mengejar ketertinggalannya di angka 7. Penempatan bola silang Hwang yang tidak terjangkau serta pengembalian bola Maria di area baseline yang dinayatakan ‘out’ kembali membuat Hwang unggul 10-7. Dengan senjata andalannya, Maria yang sempat tertinggal 9-12 akhirnya kembali sejajar 12-12. Smash keras Hye Youn yang diikuti dua kesalahan Maria yang mengembalikan bola terlalu melebar ke balakang kembali membuat Korea unggul 15-12. Smash dan drop shot tajam Maria untuk kesekian kalinya membuat kondisi imbang 15-15.

Senjata andalan Maria yang gagal melampaui net serta drop shot yang sempurna dari Hwang di lapangan yang kosong kembali mengantarkannya pada poin kritis 18-16. Namun Maria kembali bangkit dengan reli-reli panjang yang ditutup dengan sempurna oleh smash dan penempatan bola di depan net, 19-19. Bola tanggung Maria yang ditutup dengan smash keras Hwang serta netting Maria yang gagal melewati net akhirnya membuat Hwang menutup set ini lebih dulu 21-19.

Tertinggal 1-2 saat Markis Kido yang sedang mengalami cedera lutut tidak dapat bertanding bersama Hendra Setiawan kian membuat kondisi timpang untuk kubu Indonesia di partai ‘hidup-mati’ yang sangat menentukan. Menghadapi ganda fenomenal, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae akhirnya Hendra kembali harus diduetkan dengan Mohammad Ahsan untuk kedua kalinya. Namun dengan dipadukannya Ahsan bersama seniornya ternyata mampu membuatnya lebih mengeksplorasi kemampuan diri. Tidak hanya mahir dalam variasi pukulan dan mengalihkan serangan, Ahsan ternyata juga memiliki ‘defense’ yang luar biasa.

Set pertama berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan saat Jung/Lee lebih banyak menakan dan mengendalikan permainan. Dalam posisi tertekan, Hendra/Ahsan tertinggal cukup jauh. 4-9 dan 5-11. Permainan drive-drive cepat Jung/Lee serta bombardir smash yang dilancarkan keduanya membuat ganda Indonesia sulit untuk mengembangkan permainan, 9-15. Unggul jauh 20-8, Korea akhirnya menutup set ini dengan kemenangan telak 21-9.

Ketatnya persaingan baru terasa di set kedua. Hendra/Ahsan mengubah pola permainan dan lebih banyak menekan sehingga membuat keduanya unggul 7-3 di awal set. Keduanya terus memimpin hingga kedudukan 11-7 saat jeda interval. Smash beruntun Hendra dan Ahsan serta pengembalian Yong Dae yang terlalu melebar terus membuat Indonesia unggul 13-9. Penempatan bola-bola akurat Yong Dae di daerah baseline serta tiga kesalahan Ahsan dalam mengembalikan bola membuat pasangan Korea mampu menciptkan momentum kebangkitan mereka di angka 14-14. Kondisi menjadi berpihak pada Korea Ahsan mengembalikan bola terlalu melebar dan ‘backhand’ Hendra yang membentur net, 15-17.

Bola-bola Ahsan kembali gagal melewati lapangan sendiri setelah mendapat gempuran dan bola-bola sulit dari Jung/Lee. Tertinggal 16-19, tidak membuat pasangan Indonesia mengendorkan serangan dan sempat memperkecil selisih poin 18-19 ketika drop shot Hendra di depan net tidak mampu dikembalikan oleh pasangan Korea dan serobotan Yonga Dae yang gagal melewati net. Bola tanggung Ahsan yang diselesaikan dengan manis oleh Yong Dae mampu mengantarkan Korea pada match point 20-18 namun segera dibalas oleh Hendra yang juga mengembalikan bola tanggung Yong Dae dengan sempurna oleh smashnya. Di saat-saat yang paling menentukan, Hendra gagal mengembalikan bola melewati net sehingga mengantarkan Jung/Lee pada kemenangan 21-19 yang sekaligus memastikan tiket puncak untuk negaranya.

Korea vs Indonesia 3-1
XD : Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung bt Nova Widianto/Liliyana Natsir 21-18, 21-15
MS : Park Sung Hwan lost to Sony Dwi Kuncoro 14-21, 21-15, 22-20
WS : Hwang Hye Youn bt Maria Kristin Yulianti 23-21, 21-19
MD : Jung Jae Sung/Lee Yong Dae bt Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 21-9, 21-19

Paling Seru dan Menentukan

Pada pertandingan sesi kedua yang juga sama-sama memperebutkan tiket ke babak final menyuguhkan permainan antara sang juara bertahan menghadapi Malaysia yang untuk pertama kalinya lolos ke babak semifinal Piala Sudirman. Di dua partai awal, China tampil perkasa dengan merebut poin sempurna dengan dua set langsung. Namun di partai terakhir yang juga merupakan partai paling menentukan, duo tirai bambu harus berjuang ekstra keras untuk mendapatkan kemenangan atas ganda Malaysia.

Perseteruan di nomor campuran membuka duel China-Malaysia untuk memperebutkan satu tempat di partai puncak dan menantang Korea yang lebih dulu memastikan diri ke babak final. Duet Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty sempat mengimbangi laju ganda teratas China. He Hanbin/Yu Yang di set-set awal. Unggul 5-2 dari kesalahan yang dilakukan oleh He/Yu dan smash-smash keras Fairuz terus membuat Malaysia ‘leading’ hingga kedudukan 8-6.

Pasangan China mendapatkan ‘angin segar’ ketika Wong berkali-gali gagal mengembalikan bola dengan sempurna dan Fairuz yang terlalu bersemangat dalam melakukan serangan. Menyamakan kedudukan di angka 9, He/Yu berbalik memimpin 9-8 akibat pengembalian Pei Tty yang terlalu melebar. Sempat menyamakan kedudukan di titik 9 dari kesalahan Hanbin, Malaysia akhirnya terkunci di titik ini ketika tidak mampu mengembangkan permainan dan hanya menjadi sasaran serang dari ganda China.

Meskipun Fairuz/Wong memiliki pertahanan yang sempurna, keduanya akhirnya melakukan ‘return’ yang tidak sempurna dan mudah dipatahkan. He/Yu melaju kencang dengan 9 poin beruntun sebelum di akhiri dengan servis ‘fault’ dari Yu Yang. Dua kesalahan dari Fairuz mengantarkan peraih meduli perunggu Olimpiade Beijing 2008 tersebut pada match point 20-11 dan akhirnya ditutup dengan sempurna oleh smash Hanbin, 21-11.

Keperkasaan duet China kembali tak tergoyahkan di set kedua. Setelah unggul jauh 12-7 16-9 dari smash-smash tajam dan beberapa kesalahan sendiri Fairuz/Pei Tty, keduanya tak terkejar dan menyentuh match point 20-14. Pengembalian tak sempurna dari Pei Tty di depan net membuahkan satu angka kemenangan untuk China, 21-14.

Di partai kedua, Lin Dan menantang peringkat satu dunia, Lee Choong Wei. Meskipun keduanya bermain seimbang di awal set, Lin Dan akhirnya memetik kemenangan 21-16, 21-16 buah dari kegigihannya melancarkan serangan ke berbagai penjuru lapangan. Lee Choong Wei sempat mendapatkan momentunya di pertengahan game kedua. Setelah tertinggal 4-10, peraih perak Olimpiade Beijing 2008 ini mampu menyamakan kedudukan di angka 10 dengan menyajikan reli-reli panjang yang diakhiri dengan kesalahan sendiri dari Lin Dan.

Perseteruan semakin ketat hingga kedudukan 14-14 dan Lin Dan berhasil mengunci Choong Wei di titik ini. Merebut 5 poin beruntun dari pengembalian tak sempurna Choong Wei serta kelihaiannya di depan net yang dipadukan dengan smash silang ke daerah tak terjangkau mengubah kedudukan 19-15. Penempatan bola yang akurat dari Lin Dan di area baseline dan diikuti dengan pengembaliannya yang tak sempurna di depan net menciptakan match point 20-16. Adu reli sempat terjadi di titik ini namun smash Choong Wei yang terlalu melebar membuahkan kemenangan untuk Lin Dan 21-16.

Partai yang paling seru dan menentukan ternyata justru tersaji di laga akhir. Tandem terkuat Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong menantang jagoan 7 dunia, Fu Haifeng/Cai Yun. Harapan besar public Malaysia bertumpu besar pada nomor ini karena setelah tertinggal 0-2, kekuatan sang raksasa China juga cukup jomplang di sektor ini. Drive-drive cepat dan ‘placing’ bola-bola sulit langsung membuka pertandingan di nomor ini. Smash beruntun Malaysia yang mencoba untuk menguasai jalannya pertandingan dan beberapa kesalahan Fu Haifeng langsung membuat Koo/Tan melaju 9-3.

Serobotan dan smash beruntun Cai Yun serta penempatan bola yang akurat dari Fu Haifeng menjadikan skor imbang 10-10. Kedudukan berbalik menjadi keunggulan Fu/Cai ketika Tan Boon Heong melakukan kesalahan bertubi di depan net dan bola-bola tanggung pasangan Malaysia berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh ganda China, 15-12. Namun ‘net error’ dan pengembalian yang dilakukan oleh Fu Haifeng yang terlalu melebar kembali menyetarakan kedudukan kedua pasangan di titik 16. Selisih 1 poin dan saling memimpin berlangsung hingga kedudukan 19-19 ketika masing-masing menyajikan ‘placing’ dan drive-drive panjang dan cepat yang akhirnya mengandalkan kesalahan sendiri dari lawan-lawannya. Pengembalian Cai Yun yang keluar dan diikuti oleh Fu yang gagal menyeberangkan bola di depan net menutup set ini untuk Malaysia, 21-19.

Set kedua dibuka dengan sempurna oleh Fu/Cai dengan melayangkan permainan drive-drive cepat yang diakhiri oleh smash-smash keras tandem China, 9-4. Serobotan Tan Boon Heong dan beberapa kesalahan dari pengembalian Fu/Cai mengubah kedudukan 12-8 untuk China. Tiga poin kembali dikoleksi China dari ‘return’ yang tidak cermat oleh Koo Kien Keat. Namun di sisi yang berbeda, Fu Haifeng yang mencoba bermain lebih agresif dari permainan pasangan Malaysia sempat melakukan kesalahan sendiri saat memaksakan untuk menyerang yang membuahkan poin bagi Koo/Tan, 11-15.

Pasangan Malaysia sempat memperkecil ketertinggalan mereka 15-18 ketika smash beruntun Koo Kien Keat dan penempatan bola-bolanya yang sulit gagal dijangkau oleh Fu/Cai. Namun titik ini ternyata menjadi poin terakhir bagi Koo/Tan setelah Fu/Cai berhasil memaksakan rubber set dengan 3 poin beruntun dari smash keras Cai Yun, pengembalian Koo Kien Keat yang gagal melewati net serta smash beruntun dari Fu Haifeng yang diselesaikan dengan apik oleh Cai Yun, 21-15.

Aroma ketatnya persaingan kembali tercium di set ketiga khususnya ketika memasuki poin-poin kritis. Fu/Cai pada awalnya mampu mengontrol jalannya pertandingan hingga kedudukan 12-7 ketika drive-drive cepat, smash dan serobotan Cai Yun membuahkan poin demi poin. Penempatan bola yang akurat dari pasangan China di tempat kosong juga ikut mempengaruhi koleksi poin keduanya. Sementara itu, tandem Malaysia lebih banyak mendapatkan angka dari kesalahan sendiri yang dilakukan oleh pasangan China.

Namun setelah mendapatkan wejangan dari Rexy, duo Malaysia perlahan mampu meredam gempuran pasangan China dan memanfaatkan kelemahan dari Fu Haifeng yang acapkali melakukan kesalahan sendiri. Tan Boon Heong yang juga mampu menciptakan momen-momen emas untuk menyerang akhirnya menyeimbangkan angka kedua pasangan di titik 15. Di skor ini, selisih 1 poin dan kejar mengejar kembali tersaji hingga akhir set. Fu Haifeng masih menjadi titik lemah pasangan China dengan beberapa kesalahan sendiri sedangkan dari Malaysia, Koo Kien Keat yang lebih banyak menghasilkan poin namun juga kurang cermat dalam mengembalikan bola-bola sulit.

China menyentuh match point 20-19 lebih dulu ketika Kien Keat melakukan ‘unforced error di depan net. Namun hal yang sama juga dibalas oleh Fu Haifeng sehingga kedudukan kembali setara 20-20. Smash beruntun pasangan China kembali memetik match point 21-20. Namun salah pengertian antara Fu/Cai ketika harus mengambil bola ditengah keduanya dan menyebkan pengembalian tak sempurna, 21-21. Adu drive antara kedua pasangan yang ditutup oleh dua kesalahan dari Koo Kien Keat saat gagal mengembalikan bola di depan net menutup set ini dengan kemenangan atas duet Fu/Cai 23-21. Hasil 3-0 ini serta 15-0 dari babak penyisihan subgroup 1B menjadi modal yang cukup sempurna bagi sang juara bertahan untuk menantang Korea di laga pamungkas.

China vs Malaysia 3-0
XD : He Hanbin/Yu Yang bt Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty 21-11, 21-14
MS : Lin Dan bt Lee Choong Wei 21-16, 21-16
MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 19-21, 21-15, 23-21

0

Play Offs round for group 2 has been completed in first session. Rank from 1-8 has been declared and Thailand successfully retrieves their momentum to rejoin group 1 after beating Russia 3-0. In second session, Hongkong slipped out from group 1 after ‘life and death match’ against Japan.

SESSION 1
Play Off Group 2 (#1-2) : Thailand vs Russia 3-0
XD : Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam bt Alexandr Nikoleanko/Valeria Sorokina 21-17, 12-21, 21-16
MS : Boonsak Ponsana bt Stanislav Pukhov 21-8, 16-21, 21-15
WS : Salakjit Ponsana bt Ella Diehl 21-18, 21-14

After went out from group one two years later, Thailand finally promoted once more to this level after being the winner of group 2. Although Boonsak not at his best performance and Russian doubles players develop so well, Thai’s team succeed to overmaster Russian. With another 7 countries in group 1, Thailand will join them to compete Sudirman Cup the next two years.

Play Offs Group 2 (#3-4) : Taipei vs Singapore 3-1
XD : Wang Chia Min/Wan Pei Rong bt Terry Yao Zhao Jiang/Vanessa Neo Yu Yan 21-18, 21-16
MS : Chou Tien Chen lost to Ashton Chen Yangzhao 22-20, 14-21, 13-21
MD : Chen Hung Ling/Lin Yu Lang bt Hendri Kurniawan/Hendra Wijaya 21-10, 19-21, 21-7
WS : Pai Min Jie bt Zhang Beiwen 21-18, 21-17

Both of countries have no interest with these matches. They only send their 2nd ties of players. Ashton Chen who steal one set from Wacha at yesterday match, once again took one point for his country. Against junior player from Taiwan, Ashton thrilling behind 11-15 and 16-11 before leveled the game at 18, 19, and 20-all. Unfortunate in the end, Ashton failed to finish the game 22-20. After get many advices from his coaches, Ashton control the whole match in 2nd and 3rd set. The tough match also represented by men’s doubles players. Chen/Lin as Taiwan’s #1 pair leading this match since the 1st set. Gap points only 1-3 for each pair in 2nd set. Hendri/Hendra forces rubber set 21-19 after get their momentum 18-13. The Taiwanese regain the rhythm in the 3rd set and once again controlled the game..

Play Offs Group 2 (#5-6) : Germany vs Netherlands 3-0
XD : Johannes Schoettler/Birgit Overzier bt Joritt De Ruiter/Ilse Vaessen 20-22, 21-10, 21-13
MS : Marc Zweibler bt Eric Pang 21-19, 19-21, 21-14
MD : Ingo Kindervater/ Michale Fuchs bt Ruud Bosch/Koen Ridder 21-14, 21-15

Netherlands also let the match goes to Germany. Judith only play in singles which the games almost in the last match. Joritt/Ilse took many points from their smash and netting when Germany’s pair did many mistakes in the first. But after bad luck in the first they’ve got very nice revenge in the next two set. Eric pang play better than yesterday but only saved 2nd set. In final game, he looks exhausting and fallen behind 14-21.

Play Offs Group 2 (#7-8) : Poland vs France 3-0
XD : Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk bt Baptiste Careme/Laura Choinet 21-15, 21-8
MS : Przemyslaw Wacha bt Matthieu Lo Yi Ping 21-14, 22-20
MD : Michal Logosz/Robert Mateusiak bt Baptiste Careme/Sylvain Grosjean 21-13, 21-13

Another swept clean created by Poland for #7th place. Pi who usually gave point to France couldn’t help much as she plays only if France could steal 1 point from previous matches. Wacha has his lucky set in the 2nd. Matthieu actually controls the game from the beginning when he leads 11-4 at interval. He keeps continue to lead the match with an aggressive smashes, 17-14 and 20-18. 4 consecutive points taken by Wacha finally closed this game for Poland

SESSION 2 :
Play Offs Group 1 (#5-6) : Denmark vs England 3-2
XD : Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl bt Anthony Clark/Gabrielle White 21-7, 21-12
MS : Jan O Jorgensen beat Rajiv Ouseph 21-16, 18-21, 21-11
MD : Mathias Boe/Carsten Mogensen lost to Robert Blair/Christopher Adcock 16-21, 16-21
WS : Nanna Brosolat Jensen lost to Sarah Walker Walkover (WO)
WD : Kamilla Rytter Juhl/Lena Frier Kristiansen beat Jenny Wallwork/Donna Kellogg 21-15, 10-21, 21-15

Although this match has nothing effect for both of team, Denmark still keep the cycle with their best format. Men’s Singles and Women’s Doubles were two of the best matches. Lost in 2nd set, the Danish still keep up the heat and won the final set. They’re really deserves for #5 position.

Play Offs Group 1 (#7-8) : Japan vs Hongkong
MD : Kenta Kazuno/Kenichi Hayakawa bt Albertus Susanto/Hui Wai Ho 21-15, 21-15
WS : Mayu Sekiya lost to Yip Pui Yin 7-21, 16-21
MS : Sho Sasaki bt Chan Yan Kit 22-20, 21-15
WD : Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna bt Wang Chen/Zhou Mi 21-10, 21-15

“Life and Death Match” between Japan and Hongkong slipped out Hongkong from group 1 at the end. Chan Yan Kit who supposed to cope 1 point failed to fulfill the mission since he lost momentum at the edge of 1 set. Thrilling behind 18-20, Chan equals the score 20-all with his beautifully net winner. But two errors that he make finally gave this game to Sasaki. Either in women’s doubles, Wang and Zhou who defeated Europe #1, Kamilla/Lena obviously out from expectation. Against semifinalist Olympic 2008, they can’t compared the match with lack of defense. With this result, Hongkong will replace Thailand position in group 2.

0

Indonesia should feel satisfied with the result as they expected to be runner up sub group 1B after lost to China 5-0. In the other court, Denmark has to play against Malaysia without Peter Gade and lost their chance for semifinal spot. Thailand as the winner of subgroup 2A will face Russia to decide promotion country of group 1.

SESSION 1 :
Group 2B : Russia vs Netherlands 3-2

XD : Alexandr Nikolaenko/Valeria Sorokina bt Jurgen Wouters/Judith Meulendijks 21-11, 21-11
MS : Stanislav Pukhov bt Dicky Palyama 21-4, 10-21, 21-10
MD : Vitaly Durkin/Alexandr Nikolaenko lost to Ruud Bosch/Koen Ridder 21-16, 13-21, 19-21
WS : Ella Diehl lost to Judith Meulendijks 16-21, 19-21
WD : Nina Vislova/Valeria Sorokina bt Paulien Van Dooremalen/Rachel Van Cutsen 21-15, 21-8

With this result, Russia deserves to take play-off ticket as winner of group 2B to get promotion of group 1. They will fight against Thailand for promotion spot. Judith seems has match partner in doubles but lost her sparks in singles. Ruud/Koen once again shows their regain to defeat Vitaly/Alexandr. After lost their first, they’re control 2nd game and 3rd game.

Group 2B : Singapore vs Poland 3-2

MD : Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya bt Michal Logosz/Robert Mateusiak 21-16, 17-21, 21-19
WS : Xing Aiying bt Agnieszka Wojtkowska 21-8, 21-8
MS : Ashton Chen lost to Przemyslaw Wacha 23-21, 14-21, 19-21
WD : Yao Lei/Shinta Mulia Sari bt Malgorzata Kurdelska/Natalia Pocztowiak 21-13, 21-18
XD : Hendri Kurniawan Saputra/Vanessa Neo Yu Yan lost to Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk 17-21, 14-21

Singapore has been through very tight match, Singapore finally took 2nd place in sub group 2B. Hendri/Hendra need 3 set to win over senior pair, Robert/Michal. Although failed in his doubles match, Robert succeeded to steal one point in mixed with Nadiezda. Meanwhile, Wacha empowered Ashton in 1st set when he lead 19-13 but missed his chance 20-all before Singaporean young player win this game 23-21. Luckily, he took next two set with his experiences.

SESSION 2 :
Group 1A : Malaysia vs Denmark 3-2
XD : Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty lost to Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl 17-21, 22-24
MS : Lee Choong Wei bt Jan O Jorgensen 21-11, 21-18
MD : Koo Kien Keat/Tan Boon Heong bt Lars Paaske/Jonas Rasmussen 21-9, 21-14
WS : Wong Mew Choo bt Nanna Brosolat Jensen 21-8, 21-11
WD : Wong Pei Tty/Chin Eei Hui lost to Kamilla Rytter Juhl 11-21, 21-16, 11-21

The Danish should feel disappointing with their bad luck. After Tine get injury and couldn’t play for her team, Peter Gade also get headache when they have to face ‘life and death’ match against Malaysia for semifinal spot. But it doesn’t mean Malaysia could pace them so easy. Kamilla Rytter Juhl succeeded to be hero for her team after two wonderful matches in mixed and women’s doubles. She took 2 points for her country and break her record to beat Wong/Chin in 3 set. Juhl’s spirit unfortunately couldn’t feel by Lars/Jonas who lost so easy from Malaysian.

Group 1B : China vs Indonesia 5-0
MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 21-10, 19-21, 21-12
WS : Wang Yihan bt Maria Kristin Yulianti 16-21, 21-5, 21-10
MS : Lin Dan bt Simon Santoso 13-21, 21-14, 21-11
WD : Du Jing/Yu Yang bt Geysia Polii/Nitya Krishinda 21-15, 21-13
XD : Zheng Bo/Ma Jin bt Devin/Lita 22-20, 18-21, 21-14

Indonesia would be surprised with this results since they just let 2nd tie players. They realized that China is the strongest team so they just let their younger players to take more experiences. Maria, Simon, and Devin/Lita actually have their big chance to beat the Chinese if they could play constantly either in 2nd or 3rd set. This whole matches took approximately 4,5 hours and break the record as the longest matches in this year Sudirman Cup event.

First match represented by new collaboration, Hendra and Ahsan. As his first team event, Ahsan played so well with his skills. Little bit awkward in the first with so many unforced error, Many return from his balls are out and doubtful. In the other court, Cai Yun play aggressively with his smashing and placing..Ahsan totally changes in 2nd set. With his spirit, Ahsan and Hendra compared Fu/Cai’s skills into tight match from the beginning of this set until 19-all. Beautifully placement to the baseline by Ahsan and reflex return too long by Fu Haifeng close this game for Indonesian pair. In final match, Ahsan failed to keep his spirit and rhythm when the Chinese control the match with their placing and bumping smash.

All England’s winner, Wang Yihan also need 3 set to beat bronze medalist Olympic 2008, Maria Kristin. Maria took 1st set as Yihan follow her game and couldn’t leveled Maria’s placing and smashing. After took many advices from Zhang Ning and Li Yong Bo, Yihan finally shows her true self skills and develop her game. Leading 8-0, 14-2 and 18-4, she forces rubber set 21-5. Although Maria succeed to minimize her errors in 3rd set, it only saved before interval 10-11. After that, Maria lost her spirit to balance Yihan smashing and drop shot to take 10 consecutive points and end this match.

Olympic gold medalist, Lin Dan also not at his best performance when he facing against Simon Santoso. Many smashes from Lin Dan could be returned by Simon. He also makes so many unforced error in front of the net. Meanwhile, Simon play aggressively in 1st set with his smash and lob to push Lin Dan play with his style. Unfortunately, Simon couldn’t keep his momentum in 2nd set. Lin Dan reverses the game and took it so easy for the next two set.

Another interesting match represented by Devin/Lita as the last chance for Indonesia to gather 1 last point. They’re surprising Zheng/Ma in 1st set to lead the game 20-18. But critical point syndrome canceled their winning and lost 20-22. DevTa revenge their lost in 2nd set but in the end after interval break, they’re failed to keep the rhythm and lost 14-21.

With this result, Indonesia will face against the winner of sub group 1A (Korea, red) in semifinal and China will challenge Malaysia for final ticket.

0

Japan team who get promote to group one last year having bad luck after lost to England 4-1 in narrowly matches. They will face against Hongkong which defeated by Korea to decide which country will stay in group 1 for the next Sudirman Cup event. In subgroup 2A, Thailand opened their momentum back to be the winner of group 2 after overmaster Chinese Taipei 4-1.

SESSION 1

Group 2B : Poland vs Rusia, 3-2

XD : Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk bt Vitaly Durkin/Nina Vislova 16-21, 21-13, 21-8

MS : Przemyslaw Wacha bt Vladimir Ivanov 21-18, 21-14

MD : Michal Logosz/Robert Mateusiak bt Vitaly Durkin/Alexandr Nikolaenko 21-16, 23-21

WS : Agnieszka Wojtkowska lost to Ella Diehl 10-21, 12-21

WD : Malgorzata Kurdelska/Natalia Pocztowiak lost to Nina Vislova/Valeria Sorokina 17-21, 18-21

With their experiencing players, Poland is favorable to win this match. But for Russia, after beaten Singapore and took 2 points from Poland means this sport has growth very fast. Nina Vislova not only playing clever in doubles but also attractive in mixed. They need to explore men players in singles and doubles. Alexandr/Vitaly have skills but lack of experience. Lead 20-18 in second game and have clinched to make it rubber but then their wasting their two chances to close the game. Then they have second match point 21-20 but lost again 21-21 before Polish took this set 23-21.

Group 2B : Singapore vs Netherlands 4-1

MD : Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya bt Ruud Bosch/Koen Ridder 21-11, 16-21, 21-16

WS : Zhang Beiwen lost to Judith Meulendijks 16-21, 16-21

MS : Derek Wong Zi Liang bt Eric Pang 12-21, 21-19, 21-15

WD : Yao Lei/Shinta Mulia Sari bt Yao Jie/Judith Meulendijks 15-21, 21-16, 21-17

XD : Hendri Kurniawan Saputra/Vanessa Neo Yu Yan bt Joritt De Ruiter/Ilse Vaessen 21-12, 21-14

Singapore finally shown their true performance to beat Netherlands. Zhang Beiwen who is not playing good as usual failed to steal 1 point from Judith. But her comrade, Derek Wong succeed to make an upset Eric Pang in 3 game. Shinta Mulia Sari might the weakest link of WD when she can’t return smashes from Yao Jie and Judith in the first set. But luckily Yao Lei’s placement could endure their smashing attack.

SESSION 2 (07.00 PM) :

Group 2A : Thailand vs Taipei 4-1

XD : Sudket Prapakamol/Saralee Thongthongkam bt Fang Chieh Min/Cheng Wen Hsin 21-16, 22-20

MS : Boonsak Ponsana bt Hsueh Hsuan Yi 21-18, 9-21, 21-16

WS : Salakjit Ponsana bt Chiang Pei Hsin 21-18, 21-10

MD : Sudket Prapakamol/Songphon Anugritayawon bt Cheng Hung Ling/Lin Yu Lang 20-22, 21-17, 21-19

WD : Duanganong Aroonkesorn/ Kunchala Voravichitchaikul lost to Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin 13-21, 16-21

After lost 16-21 in the first set, the Taiwanese XD pair actually control the game in 2nd set. With their smash and aggressiveness, Fang/Cheng lead the score 15-11 and 17-14. But lack of consistency in the critical points gave free consecutive points for Thai’s pair. Sudket/Saralee reach match point 20-18 but Taiwanese catch up the score before Thailand closed their chance 22-20. Boonsak get another messy day after he has to put so much effort in his two last matches. Cheng/Lin have their slighter edge when their fight against Sudket/Songphon in set 1 and 3. Sudket seems exhausting in the game after XD match but Songphon existed to cover his game in critical moments.

Group 2A : Germany vs France 5-0

XD : Johannes Schoettler/Birgit Overzier bt SylvainGrosjean/ Weny Rahmawati 19-21, 21-17, 21-16

MS : Marc Zwiebler bt Matthieu Lo Yi Ping 17-21, 21-17, 21-13

MD : Ingo Kindervater/ Michael Fuchs bt SylvainGrosjean/ Baptiste Careme 21-14, 21-15

WS : Xu Huaiwen bt Pi Hongyan 21-19, 21-13

WD : Birgit Overzier/Sandra Marinello bt Weny Rahmawati/Laura Choinet 21-17, 21-12

Tight matches in begin but easy enough in the end. Germany’s new collaboration, Johannes/Birgit shocked in the 1st set but get their rhythm back for the next two set. Marc Zwiebler also need 3 sets to beat Matthieu’s spirit. The battle between two ex-Chinese players might not interesting as usual because Pi not playing as well. Although she leveled Xu in the 1st game but lost her sparks in 2nd.

Group 1A : Korea vs Hongkong 3-2

XD : Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung bt Hui Wai Ho/Yip Pui Yin 10-21, 21-11, 21-16

MS : Shin Baek Cheol lost to Chan Yan Kit 14-21, 9-21

MD : Hwang Ji Man/Han Sang Hoon bt Albertus Susanto/Yohan Hadikusumo 21-10, 21-10

WS : Kim Moon Hi lost to Wang Chen 21-13, 15-21, 15-21

WD : Ha Jung Eun/Kim Min Jung bt Chau Hoi Wah/Chan Tsz Ka 21-7, 21-14

Hongkong almost beat Korea if they took one points from doubles match. At the first match, Yoo/Kim should play rubber set before winning over new collaboration Hui/Yip. This match also interesting with jumping smash from Yip who usually play for women’s singles. Another exciting match is women’s singles. With her experiences, Wang could make this tall-girl run over the court in 2nd and 3rd game.

Group 1B : England vs Japan 4-1

XD : Anthony Clark/Donna Kellogg bt Noriyasu Hirata/Miyuki Maeda 24-22, 21-15

MS : Andrew Smith lost bt Kenichi Tago 21-17, 19-21, 21-14

MD : Anthony Clark/Nathan Robertson bt Kenta Kazuno/Kenichi Hayakawa 23-25, 21-19, 21-18

WS : Sarah Walker lost to Sayaka Sato 15-21, 14-21

WD : Jenny Wallwork/Donna Kellogg bt Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna 21-12, 21-12

“Life and Death” match between England and Japan finally decided which country would play for play-off in subgroup 1A. Some of Japan’s players clapping pompom sticks to support their team. So badly that it wasn’t run very well. Many critical points possible to win the matches created by Japanase but unfortunately that they’d lost in the end. In mixed doubles, after thrilling behind 11-16, duo Japanese leveled the match 16-16 before took match point 20-17. But another critical points syndrome prevents them to win this set. Donna and Clark played aggressive and saved 3 times match point in row when Hirata and Satoko making so many unforced error to return the shuttle out. Clark looks relaxed and Kellogg’s stroke is more accurate in this game as placing from Clark to fist up high and finished the match 24-22.

Another disappointing result from Japanese represented by Kenichi when he has so many unforced error in 3nd game. Having ‘bad call’ when the score is 6-6, Kenichi starts to make many errors. Meanwhile, Andrew is so aggressive with his bang-smashes, 15-13. Another 3 consecutive smash make the score 18-13 before finish the match 21-14.

In MD match, Japan also frustrated with their two young pair, Kenta/Kenichi who get bad result in the end. Although can compare Nathan/Anthony in the 1st game, they failed to keep that constantly in 2nd set. Leading 18-12, another critical point syndrome just let them did many unforced error. 8 consecutive points include Clark’s smash fist up in the air reverse the score to England’s match point 20-18 and close this game 21-19. Rubber set also controlled by Japanese in the beginning of match. But when they reach 16-14, England comeback again with their momentum and gather 5 consecutive points, 19-14 before winning it 21-18.

Clark express happiness to throw his racket into the crowds because with this results, England will stay in group 1A for the next Sudirman Cup. In the other hand, Japan will play against Hongkong for play-off to decide which country will stay in group 1.

0

Asia ruled once again and knocked out 2 European countries in 2A. Although with unpredictable result when Marc Zwiebler frustrated Boonsak Ponsana in 3 set, Thailand finally took the match 3-2. In session 2, Korea is too strong for Danish when the home’s shuttlers picked up 5 points of victory against Japan.

SESSION 1

Group 2A : Taipei vs France 4-1

XD : Fang Chieh Min/Cheng Wen Hsing bt Baptiste Careme/Laura Choinet 21-15, 1-15

MS : Hsueh Hsuan Yi bt Matthieu Lo Yi Ping 21-17, 21-17

WS : Chiang Pei Hsin lost to Pi Hongyan 9-21, 15-21

MD : Fang Chieh Ming/Lee Sheng Mu bt Baptiste Careme/Sylvain Grosjean 25-23, 21-5

WD : Chien Yu Chin/Cheng Wen Hsing bt Weny Rahmawaty/Elisa Chanteur 21-9, 21-12

Pi and her comrades failed to beat another Asia country after lost from Thailand yesterday. The only point sealed by herself again Chiang Pei Hsin. Taiwanese open their big chance to be the winner of group 2 and promote to group 1.

Group 2A : Thailand vs Germany 3-2

XD ; Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam bt Kristoff Hopp/Birgit Overzier 21-12, 21-13

MS : Boonsak Ponsana lost to Marc Zwiebler 21-7, 19-21, 17-21

WS : Porntip Buranaprasertsuk lost to Xu Huiawen 21-12, 13-21, 11-21

MD : Sudket Prapakamol/Saralee Thongthongkam bt Ingo Kindervater/ Michael Fuchs 21-17, 21-16

WD : Duanganong Aroonkesorn/ Kunchala Voravichitchaikul bt Birgit Overzier/Sandra Marinello 21-13, 21-19

Another surprising match represented by Marc Zwiebler. After thrilling behind 9-12, Marc leveled the second set 12-all. Boonsak has opportunity to take this game when he equals the point 16-all after down 12-16. But Marc never let it be easy. Play more aggressively he reaches match point 20-17 and close this set 21-19. Unfortunately Germany couldn’t ask more for doubles. With their experience, Sudket, Saralee and Kunchala sealed another 3 points of victory.

SESSION 2

Group 1 A : Korea vs Denmark 4-1

XD : Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung bt Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen 21-16, 21-14

MS : Park Sung Hwan lost to Peter Gade 16-21, 18-21

MD : Jung Jae Sung/Lee Yong Dae bt Mathias Boe/Carsten Mogensen 23-21, 21-10

WS : Hwang Hye Youn bt Nanna Brosolat Jensen 10-21, 21-8, 21-11

WD : Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won bt Kamilla Rytter Juhl/Lena Frier Kristiansen 21-13, 21-17

As many people predicted, without Tine Denmark might only steal 1 point from favorite winner of 1A, Korea. One of interesting match was in MD when Jung/Lee took their revenge over the Danes after lost in the final match Korea Super Series 2009. Boe/Nuller performed very well with their big smash and play aggressively. Having their slight to win the first set when they reach match point 20-17 and 21-20, but critical point syndrome reversed the result for Korea, 23-21.

Group 1 B : China vs Japan 5-0

MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Kenta Kazuno/Kenichi Hayakawa 21-14, 21-13

WS : Wang Yihan bt Mayu Sekiya 21-10, 22-20

MS : Lin Dan bt Sho Sasaki 21-12, 21-13

WD : Du Jing/Yu Yang bt Mizuki Fukii/Reika Kakiiwa 21-10, 21-9

XD : Zheng Bo/Ma Jin bt Noriyasu Hirata/Satoko Suetsuna 21-11, 25-23

After won 5-0 over England, the Chinese doubled their glory to beat Japan 5-0. The Japanese too close to make it rubber in WS and XD. Yihan locked with her unforced error in the 2nd set and thrilling behind 7-15 before she close the gap 16-17. Sekiya took match point 20-18 but Yihan couldn’t let it easy and forced to end this set 23-21. Another trick of victory also taken by Noriyasu and Satoko when they’d fallen behind 15-18 then equal the score 18-all. Noriyasu/Satoko push the Chinese to the high tense of critical point. With only 1 ‘gap’ point until 23-all, Zheng/Ma finally cracked the score 25-23.

Tomorrow’s Matches (13 May 2009) :

SESSION 1 (01.00 PM) :

Group 2B : Poland vs Rusia, Singapore vs Netherlands

SESSION 2 (07.00 PM) :

Group 2A : Thailand vs Taipei, Germany vs France

Group 1A : Korea vs Hongkong

Group 1B : Japan vs England

0

After 2 Asia country beat two European on the group 2A at yesterday matches, regaining surprise comes from two European country which is one of them beat favorite country from Asia, Singapore. In the 2nd session, Indonesia booked first semifinal ticket after winning over England 4-1. Meanwhile, Malaysia also beat Hongkong 4-1 and challenges Denmark for seminal spot.

SESSION 1

Group 2B

Russia vs Singapore 3-2

XD : Alexandr Nikolaenko/Valeria Sorokina bt Hendri Kurniawan/Vanessa Neo 19-21, 21-15, 21-13

MS : Valdimir Malkov bt Derek Wong Zi Liang 21-17, 21-17

MD : Vitaly Durkin/Alexandr Nikolaenko lost from Hendri Kurniawan/Hendra Wijaya 9-21, 13-21

WS : Ella Diehl lost from Xing Aiying 8-21, 10-21

WD : Nina Vislova/Valeria Sorokina bt Yao Lei/Shinta Mulia Sari 17-21, 21-18, 21-5


As their promises for Olympic 2016, the new comer Russia not only shines in their continent but also fabulous for favorite team like Singapore. After Li Li, Ronald Susilo, Jiang Yanmei and Li Yujia resigned from the team, Singapore looking very hard to reach their glorious moments. In the other hand, Russia rise up their doubles specially in the women’s team. Nina Vislova make her record to secure 2 winning points for her country.


Netherlands vs Poland 3-2

MD : Ruud Bosh/Koen Ridder bt Michal Logosz/Robert Mateusiak 11-21, 21-10, 21-10

WS : Judith Meulendijks bt Natalia Pocztowiak 21-12, 21-13

MS : Dicky Palyama lost from Przemyslaw Wacha 21-15, 15-21, 13-21

WD : Yao Jie/Judith Meulendijks bt Malgorzata Kurdelska/Agnieszka Wojtkowska 21-14, 21-15

XD : Joritt De Ruiter/Paulien Van Dooremalen lost from Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk 12-21, 10-21

After Hongkong succeed with new collaboration, Wang Chen and Zhou Mi, Netherlands also celebrated their winning over Poland’s team. Judith Meulendiks not only playing great in singles. She’s also wonderful in doubles with Yao Jie. Polish officially could take this match if Robert and Michal played their part on the way and perform with their experience.


SESSION 2

Group 1B : Indonesia vs England 4-1

MD : Bona/Ahsan lost from Nathan Robertson/Anthony Clark 11-21, 21-18, 22-24

WS : Adriyanti Firdasari bt Sarah Walker 21-12, 21-18

MS : Simon Santoso Andrew Smith 21-15, 21-14

WD : Greysia Polii/Nitya Krishinda bt Jenny Wallwork/Gabrielle White 21-15, 21-7

XD : Nova/Liliyana bt Anthony Clark/Donna Kellogg 21-15, 21-10


Although with their 2nd layer, Indonesia succeed to beat England 4-1 and secured semifinal spot. Bona/Ahsan open the game with hilarious match specially on the third set. After thrilling behind 10-15, Bona/Ahsan raised and leveled 19-all before take match point 20-19. Clark ended their lucky with his smash 20-20 and steal advantage from their nerveous to win 24-22 after Bona sent the shuttle into net. Firda leveled the score 1-1 when she beat world #124, Sarah Walker. Simon added another 1 point against Andrew Smith in the controversial match with some ‘bad calling’ from line judge. Greysia/Nitya looks little bit slower on the beginning of set but too strong in the end of match. After leading 3-1, world #1, Nova/Liliyana plays relax and knocked out Anthony/Donna with unpredictable match. It seems that Anthony too tired for playing well after his first match with Nathan.


Group 1A : Malaysia vs Hongkong 4-1

XD : Mohd Fairuz/Wong Pei Tty bt Yohan Hadikusumo/Chau Hoi Wah 21-17, 21-16

MS : Lee Choong Wei bt Hu Yun 21-16, 21-8

MD : Koo Kien Keat/Tan Boon Heong bt Albertus Susanto/Hui Wai Ho 21-12, 21-19

WS : Wong Pei Xian Julia lost from Yip Pui Yin 17-21, Retired

WD : Wong Pei Tty/Chin Eei Hui bt Wang Chen/Chan Tsz Ka 20-22, 21-10, 21-15


Hongkong unfortunately waste their chance to beat Malaysia. Wang Chen put some miracle on the first set but failed for the next two set without Zhou Mi. Based on yesterday match, Zhou Mi actually played better in doubles rather than Wang Chen. Another ex-Chinese player, Hu Yun would be an investment for Hongkong although not very success on his first match. Yip Pui Yin took advantage from Wong Pei Xian after she fell down and got left ankle injury on the second match. With so many ex-Chinese players, Hongkong should be more solid if they could dissolve Men’s Doubles problem as their weakest link.

0

Shopping Online

Powered By Blogger

Dr kecil udah ska ikut nyokap badminton,, alhasil jd gni dech ktularan suka hehe...Sempet masuk SGS Elektrik tp udah kluar skarang heuh nyesel bgt :D


About Me

Links

Followers