contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Senin, 18 Mei 2009

Seperti yang telah diskenariokan oleh banyak pihak, partai puncak akan menjadi milik tuan rumah dan negeri ginseng. Korea. Bermain tanpa beban, Korea berhasil menaklukkan Indonesia yang secara peringkat lebih berpeluang dengan skor 3-1. Tiga partai awal antara dua negara adidaya badminton ini berlangsung cukup semarak. Sebaliknya, Cina mendapatkan tiket final setelah menggusur Malaysia, 3-0

Lebih Rapi dan Tanpa Beban

Meskipun secara peringkat para punggawa Indonesia lebih diunggulkan, para pemain Korea ternyata lebih jitu dalam menerapkan strategi bertanding di lapangan. Lee Yong Dae dan Lee Hyo Jung yang tampil di partai perdana berhasil membuka pintu kemenangan bagi negaranya sekaligus membalas kekalahan mereka di pertemuan terakhir pada final Malaysia SS 2009. Duo Lee yang bermain lebih rapi dan tanpa beban hanya membutuhkan waktu 39 menit untuk menjinakkan NoLyn dalam dua set langsung.

Meskipun kedua pasangan berseteru cukup ketat sejak awal set pertama, NoLyn sebenarnya lebih unggul dari sisi peolehan poin. Memimpin 6-4 dari smash Lily dan bebrapa kesalahan Hyo Jung, kedua pasangan kembali terlibat kejar mengejar angka hingga kedudukan 10 sama. NoLyn kembali unggul 12-10, 14-12 dan 16-14 dari permainan agresif dan penempatan bola-bola cerdik Nova. Meskipun Hyo Jung banyak melakukan kesalahan sendiri, namun wanita jangkung yang menjadi tulang punggung pemain ganda Korea ini behasil menekan NoLyn dengan variasi pukulan dan penempatan bola-bolanya yang tidak terduga.

Dua angka dari kesalahan Lily di depan net serta serobotan Nova yang terburu-buru membawa ‘angin segar’ bagi Korea untuk menyamakan kedudukan di angka 16 dan 17. Penempatan bola Hyo Jung di lapangan kosong dan penegmbalian Lily yang gagal melewati net mengantarkan Korea pada match point 20-17. Bola silang Nova di depan net sempat menghambat kemenangan duo Lee namun servis Nova yang tidak sempurna akhirnya menutup set ini untuk Korea 21-18.

Persaingan di laga babak kedua ternyata justru tidak seketat babak pertama. Yong Dae/Hyo Jung langsung memimpin 4-0 di awal set dan 8-5 ketika pertahanan Korea yang sangat kokoh gagal ditembus oleh pasangan Indonesia. NoLyn sempat menyamakan angka di titik 9 ketika Hyo Jung melakukan unforced error dalam pengembalian bola dan servis. Duo Lee kembali unggul jauh 13-9 dan 17-10 ketika smash-smash keras keduanya dan bola-bola eror dari pengembalian Lily tidak mampu melampaui net.

Dua kesalahan Hyo Jung yang dibalas dengan dua drop shot penempatan tak terduganya di depan net mengubah kedudukan menjadi 19-12. NoLyn kembali mendapat tambahan poin dari penegmbalian tak sempuran Yong Dae di depan net. Namun bola tanggung Lily yang dimanfaatkan dengan sempurna oleh Hyo Jung akhirnya mengantarkan Korea pada match point 20-14. Bola out dari Yong Dae sejenak menghentikan gejolak kemenangan duo Lee namun pengembalian Lily yang untuk kesekian kalinya tidak mampu melewati net akhirnya mengantarkan Korea pada angka pertama mereka, 21-15.

Tertinggal 0-1 sempat membuat Sony yang tampil di partai kedua tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di set pertama. Peringkat 6 dunia tersebut langsung tertinggal 6-11 saat jeda interval. Beberapa serangan smash dan penempatan bola di bagian baseline yang dilakukan Park mengantarkannya pada kedudukan 13-7, 16-9 serta 18-11. Dua kesalahan Sony dan penempatan bola Sony di area baseline yang tak terjangkau mengubah kedudukan 20-12 untuk Korea. Netting yang tidak sempurna dari Park dan drop shot akurat Sony di depan net mengubah angka menjadi 14-20. Pengmbalian Sony yang melebar akhirnya menutup set ini 14-21 untuk kemenangan Korea.

Sony akhirnya mengubah tempo permainan di set kedua. Bola smash silang dan penempatan yang akurat menjadi senjatanya untuk menambah poin demi poin. Bebarapa kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Park juga memperjauh selisih poin keduanya menjadi 8-2. Park sempat memperkecil selisih poin menjadi 7-9 ketika pengembalian Sony tidak sempurna menyebabkan bola out dan menyangkut di net. Drop shot silang dan penempatan bola Sony yang akurat di depan net kembali membuat

Sony unggul 15-9. Beberapa bola tanggung dan backhand smash Sony yang gagal menyebrangi net serta smash-smash silang yang diperagakan oleh Park menekatkan selisih poin menjadi 17-14. Di titik inilah Sony mendapatakan momentumnya dengan 3 consecutive points dari penempatan bola lob di daerah baseline serta smash yang akurat, 20-14. Park sempat menambah 1 angka dari smash silang Sony yang menyangkut di net namun drop shot andalan Sony di depan net akhirnya memaksakan rubber set untuk Sony 21-15.

Park kembali bermain lebih agresif dan banyak menyerang di set ketiga. Namun pertahan Sony pun tak kalah sempurna dalam membendung bola-bola dari Park. Stelah melewati reli-reli yang cukup ketat, Park akhirnya unggul 6-2 dan 12-7. Sony yang sempat bermain defensive akhirnya lebih banyak menjadi sasaran serang dan melakukan kesalahan sendiri. Namun setelah jeda interval, Sony segera mengubah strategi permainan dengan lebih banyak melakukan serangan. Smash-smash silang yang menghujam lapangan Park mengubah kedudukan 10-14. Empat poin beruntun yang dicuri Sony dari penempatan bola yang akurat serta drop shot silang di depan net menjadikan kedudukan imbang 14-14.

Di titik inilah ketatnya persiangan kembali terasa dan selisih 1 poin berlangsung hingga kedudukan 17-17. Bola-bola serobotan dan drive-drive pendek di depan net serta memanfaatkan kelemahan stamina lawan mengunci kedua pemain di angka yang sama. Pengembalian Sony yang melebar dan serangan smash dari Park membuatnya unggul lebih dulu 19-17. Namun Sony segera menyusul setelah keduanya terlibat reli-reli cepat dan cukup panjang yang diakhiri dengan smash Sony dan pengembalian yang melebar dari Park, 19-19.Permainan netting yang sempurna dari Sony mengantarkannya pada match point 20-19. Namun Park segera mengejar dengan drop shot sempurna di depan net. Pengembalian Park yang terlalu melebar ke belakang serta bola tanggung Park yang diserobot dengan sempurna oleh Sony akhirnya menutup set ini untuk Indonesia, 22-20.

Pebulutangkis berperingkat 15 dunia, Maria Kristin sebenarnya memili peluang yang cukup besar untuk menambah keunggulan Indonesia menjadi 2-1. Karena secara kualitas pukulan dan variasi serangan Maria lebih unggul dibandingkan dengan Hwang Hye Youn yang bermain di partai ketiga. Namun kondisi fisiknya yang tidak sempurna dan masih cedera membuat Maria gagal bermain sempurna dan lebih banyak melakukan kesalahan sendiri. Di set pertama, Maria langsung memimpin 9-5 dari pukulan lob serang dan drop shot silang andalannya.

Namun Hwang mendapat 4 poin ‘gratis’ dari pengembalian drop shot dan netting Maria yang gagal melewati net untuk menyamakan kedudukan di angka 10. Tiga poin beruntun yang dikoleksi Hwang dari kesalahan sendiri yang dilakukan Maria dalam mengembalikan bola mengubah keadaan menjadi 13-10 untuk tunggal utama Korea yang berperingkat 17 dunia ini. Pukulan lob serang yang diikuti dengan drop shot silang di depan net oleh Maria menyamakan angka di titik 14. Maria kembali melakukan ‘unforced error’ dengan pengembalian yang terlalu melabar ke belakang mengantarkan Hwang pada angka kritis 18-15.

Perpaduan yang cantik antara lob serang, netting, dan smash silangnya kembali membuat Maria setara 19-19. Bola tanggung Maria yang di selesaikan dengan manis oleh Hwang menyentuh match point 20-19. Namun dengan jurus andalannya yang memadukan lob serang dan smash, Maria kembali membuat skor imbang 20-20. Drop silang yang terlalu memaksa shingga membuat bola keluar kembali membuat Hwang match point 21-20. Netting silang yang sempurna dari Maria menggagalkan kemenangan Hwang 21-21. Smash Maria yang terlalu jauh ke belakang dan net silang Maria yang keluar dari garis permainan memudahkan Hwang untuk merebut set ini 23-21.

Empat kesalahan beruntun dari pengembalian Maria yang tidak sempurna kembali membuat Hwang ‘leading’ 6-2 di set kedua. Drop shot silang, netting tipis Maria di depan net serta serobotan-serobotan yang akurat membuat Maria mampu mengejar ketertinggalannya di angka 7. Penempatan bola silang Hwang yang tidak terjangkau serta pengembalian bola Maria di area baseline yang dinayatakan ‘out’ kembali membuat Hwang unggul 10-7. Dengan senjata andalannya, Maria yang sempat tertinggal 9-12 akhirnya kembali sejajar 12-12. Smash keras Hye Youn yang diikuti dua kesalahan Maria yang mengembalikan bola terlalu melebar ke balakang kembali membuat Korea unggul 15-12. Smash dan drop shot tajam Maria untuk kesekian kalinya membuat kondisi imbang 15-15.

Senjata andalan Maria yang gagal melampaui net serta drop shot yang sempurna dari Hwang di lapangan yang kosong kembali mengantarkannya pada poin kritis 18-16. Namun Maria kembali bangkit dengan reli-reli panjang yang ditutup dengan sempurna oleh smash dan penempatan bola di depan net, 19-19. Bola tanggung Maria yang ditutup dengan smash keras Hwang serta netting Maria yang gagal melewati net akhirnya membuat Hwang menutup set ini lebih dulu 21-19.

Tertinggal 1-2 saat Markis Kido yang sedang mengalami cedera lutut tidak dapat bertanding bersama Hendra Setiawan kian membuat kondisi timpang untuk kubu Indonesia di partai ‘hidup-mati’ yang sangat menentukan. Menghadapi ganda fenomenal, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae akhirnya Hendra kembali harus diduetkan dengan Mohammad Ahsan untuk kedua kalinya. Namun dengan dipadukannya Ahsan bersama seniornya ternyata mampu membuatnya lebih mengeksplorasi kemampuan diri. Tidak hanya mahir dalam variasi pukulan dan mengalihkan serangan, Ahsan ternyata juga memiliki ‘defense’ yang luar biasa.

Set pertama berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan saat Jung/Lee lebih banyak menakan dan mengendalikan permainan. Dalam posisi tertekan, Hendra/Ahsan tertinggal cukup jauh. 4-9 dan 5-11. Permainan drive-drive cepat Jung/Lee serta bombardir smash yang dilancarkan keduanya membuat ganda Indonesia sulit untuk mengembangkan permainan, 9-15. Unggul jauh 20-8, Korea akhirnya menutup set ini dengan kemenangan telak 21-9.

Ketatnya persaingan baru terasa di set kedua. Hendra/Ahsan mengubah pola permainan dan lebih banyak menekan sehingga membuat keduanya unggul 7-3 di awal set. Keduanya terus memimpin hingga kedudukan 11-7 saat jeda interval. Smash beruntun Hendra dan Ahsan serta pengembalian Yong Dae yang terlalu melebar terus membuat Indonesia unggul 13-9. Penempatan bola-bola akurat Yong Dae di daerah baseline serta tiga kesalahan Ahsan dalam mengembalikan bola membuat pasangan Korea mampu menciptkan momentum kebangkitan mereka di angka 14-14. Kondisi menjadi berpihak pada Korea Ahsan mengembalikan bola terlalu melebar dan ‘backhand’ Hendra yang membentur net, 15-17.

Bola-bola Ahsan kembali gagal melewati lapangan sendiri setelah mendapat gempuran dan bola-bola sulit dari Jung/Lee. Tertinggal 16-19, tidak membuat pasangan Indonesia mengendorkan serangan dan sempat memperkecil selisih poin 18-19 ketika drop shot Hendra di depan net tidak mampu dikembalikan oleh pasangan Korea dan serobotan Yonga Dae yang gagal melewati net. Bola tanggung Ahsan yang diselesaikan dengan manis oleh Yong Dae mampu mengantarkan Korea pada match point 20-18 namun segera dibalas oleh Hendra yang juga mengembalikan bola tanggung Yong Dae dengan sempurna oleh smashnya. Di saat-saat yang paling menentukan, Hendra gagal mengembalikan bola melewati net sehingga mengantarkan Jung/Lee pada kemenangan 21-19 yang sekaligus memastikan tiket puncak untuk negaranya.

Korea vs Indonesia 3-1
XD : Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung bt Nova Widianto/Liliyana Natsir 21-18, 21-15
MS : Park Sung Hwan lost to Sony Dwi Kuncoro 14-21, 21-15, 22-20
WS : Hwang Hye Youn bt Maria Kristin Yulianti 23-21, 21-19
MD : Jung Jae Sung/Lee Yong Dae bt Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 21-9, 21-19

Paling Seru dan Menentukan

Pada pertandingan sesi kedua yang juga sama-sama memperebutkan tiket ke babak final menyuguhkan permainan antara sang juara bertahan menghadapi Malaysia yang untuk pertama kalinya lolos ke babak semifinal Piala Sudirman. Di dua partai awal, China tampil perkasa dengan merebut poin sempurna dengan dua set langsung. Namun di partai terakhir yang juga merupakan partai paling menentukan, duo tirai bambu harus berjuang ekstra keras untuk mendapatkan kemenangan atas ganda Malaysia.

Perseteruan di nomor campuran membuka duel China-Malaysia untuk memperebutkan satu tempat di partai puncak dan menantang Korea yang lebih dulu memastikan diri ke babak final. Duet Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty sempat mengimbangi laju ganda teratas China. He Hanbin/Yu Yang di set-set awal. Unggul 5-2 dari kesalahan yang dilakukan oleh He/Yu dan smash-smash keras Fairuz terus membuat Malaysia ‘leading’ hingga kedudukan 8-6.

Pasangan China mendapatkan ‘angin segar’ ketika Wong berkali-gali gagal mengembalikan bola dengan sempurna dan Fairuz yang terlalu bersemangat dalam melakukan serangan. Menyamakan kedudukan di angka 9, He/Yu berbalik memimpin 9-8 akibat pengembalian Pei Tty yang terlalu melebar. Sempat menyamakan kedudukan di titik 9 dari kesalahan Hanbin, Malaysia akhirnya terkunci di titik ini ketika tidak mampu mengembangkan permainan dan hanya menjadi sasaran serang dari ganda China.

Meskipun Fairuz/Wong memiliki pertahanan yang sempurna, keduanya akhirnya melakukan ‘return’ yang tidak sempurna dan mudah dipatahkan. He/Yu melaju kencang dengan 9 poin beruntun sebelum di akhiri dengan servis ‘fault’ dari Yu Yang. Dua kesalahan dari Fairuz mengantarkan peraih meduli perunggu Olimpiade Beijing 2008 tersebut pada match point 20-11 dan akhirnya ditutup dengan sempurna oleh smash Hanbin, 21-11.

Keperkasaan duet China kembali tak tergoyahkan di set kedua. Setelah unggul jauh 12-7 16-9 dari smash-smash tajam dan beberapa kesalahan sendiri Fairuz/Pei Tty, keduanya tak terkejar dan menyentuh match point 20-14. Pengembalian tak sempurna dari Pei Tty di depan net membuahkan satu angka kemenangan untuk China, 21-14.

Di partai kedua, Lin Dan menantang peringkat satu dunia, Lee Choong Wei. Meskipun keduanya bermain seimbang di awal set, Lin Dan akhirnya memetik kemenangan 21-16, 21-16 buah dari kegigihannya melancarkan serangan ke berbagai penjuru lapangan. Lee Choong Wei sempat mendapatkan momentunya di pertengahan game kedua. Setelah tertinggal 4-10, peraih perak Olimpiade Beijing 2008 ini mampu menyamakan kedudukan di angka 10 dengan menyajikan reli-reli panjang yang diakhiri dengan kesalahan sendiri dari Lin Dan.

Perseteruan semakin ketat hingga kedudukan 14-14 dan Lin Dan berhasil mengunci Choong Wei di titik ini. Merebut 5 poin beruntun dari pengembalian tak sempurna Choong Wei serta kelihaiannya di depan net yang dipadukan dengan smash silang ke daerah tak terjangkau mengubah kedudukan 19-15. Penempatan bola yang akurat dari Lin Dan di area baseline dan diikuti dengan pengembaliannya yang tak sempurna di depan net menciptakan match point 20-16. Adu reli sempat terjadi di titik ini namun smash Choong Wei yang terlalu melebar membuahkan kemenangan untuk Lin Dan 21-16.

Partai yang paling seru dan menentukan ternyata justru tersaji di laga akhir. Tandem terkuat Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong menantang jagoan 7 dunia, Fu Haifeng/Cai Yun. Harapan besar public Malaysia bertumpu besar pada nomor ini karena setelah tertinggal 0-2, kekuatan sang raksasa China juga cukup jomplang di sektor ini. Drive-drive cepat dan ‘placing’ bola-bola sulit langsung membuka pertandingan di nomor ini. Smash beruntun Malaysia yang mencoba untuk menguasai jalannya pertandingan dan beberapa kesalahan Fu Haifeng langsung membuat Koo/Tan melaju 9-3.

Serobotan dan smash beruntun Cai Yun serta penempatan bola yang akurat dari Fu Haifeng menjadikan skor imbang 10-10. Kedudukan berbalik menjadi keunggulan Fu/Cai ketika Tan Boon Heong melakukan kesalahan bertubi di depan net dan bola-bola tanggung pasangan Malaysia berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh ganda China, 15-12. Namun ‘net error’ dan pengembalian yang dilakukan oleh Fu Haifeng yang terlalu melebar kembali menyetarakan kedudukan kedua pasangan di titik 16. Selisih 1 poin dan saling memimpin berlangsung hingga kedudukan 19-19 ketika masing-masing menyajikan ‘placing’ dan drive-drive panjang dan cepat yang akhirnya mengandalkan kesalahan sendiri dari lawan-lawannya. Pengembalian Cai Yun yang keluar dan diikuti oleh Fu yang gagal menyeberangkan bola di depan net menutup set ini untuk Malaysia, 21-19.

Set kedua dibuka dengan sempurna oleh Fu/Cai dengan melayangkan permainan drive-drive cepat yang diakhiri oleh smash-smash keras tandem China, 9-4. Serobotan Tan Boon Heong dan beberapa kesalahan dari pengembalian Fu/Cai mengubah kedudukan 12-8 untuk China. Tiga poin kembali dikoleksi China dari ‘return’ yang tidak cermat oleh Koo Kien Keat. Namun di sisi yang berbeda, Fu Haifeng yang mencoba bermain lebih agresif dari permainan pasangan Malaysia sempat melakukan kesalahan sendiri saat memaksakan untuk menyerang yang membuahkan poin bagi Koo/Tan, 11-15.

Pasangan Malaysia sempat memperkecil ketertinggalan mereka 15-18 ketika smash beruntun Koo Kien Keat dan penempatan bola-bolanya yang sulit gagal dijangkau oleh Fu/Cai. Namun titik ini ternyata menjadi poin terakhir bagi Koo/Tan setelah Fu/Cai berhasil memaksakan rubber set dengan 3 poin beruntun dari smash keras Cai Yun, pengembalian Koo Kien Keat yang gagal melewati net serta smash beruntun dari Fu Haifeng yang diselesaikan dengan apik oleh Cai Yun, 21-15.

Aroma ketatnya persaingan kembali tercium di set ketiga khususnya ketika memasuki poin-poin kritis. Fu/Cai pada awalnya mampu mengontrol jalannya pertandingan hingga kedudukan 12-7 ketika drive-drive cepat, smash dan serobotan Cai Yun membuahkan poin demi poin. Penempatan bola yang akurat dari pasangan China di tempat kosong juga ikut mempengaruhi koleksi poin keduanya. Sementara itu, tandem Malaysia lebih banyak mendapatkan angka dari kesalahan sendiri yang dilakukan oleh pasangan China.

Namun setelah mendapatkan wejangan dari Rexy, duo Malaysia perlahan mampu meredam gempuran pasangan China dan memanfaatkan kelemahan dari Fu Haifeng yang acapkali melakukan kesalahan sendiri. Tan Boon Heong yang juga mampu menciptakan momen-momen emas untuk menyerang akhirnya menyeimbangkan angka kedua pasangan di titik 15. Di skor ini, selisih 1 poin dan kejar mengejar kembali tersaji hingga akhir set. Fu Haifeng masih menjadi titik lemah pasangan China dengan beberapa kesalahan sendiri sedangkan dari Malaysia, Koo Kien Keat yang lebih banyak menghasilkan poin namun juga kurang cermat dalam mengembalikan bola-bola sulit.

China menyentuh match point 20-19 lebih dulu ketika Kien Keat melakukan ‘unforced error di depan net. Namun hal yang sama juga dibalas oleh Fu Haifeng sehingga kedudukan kembali setara 20-20. Smash beruntun pasangan China kembali memetik match point 21-20. Namun salah pengertian antara Fu/Cai ketika harus mengambil bola ditengah keduanya dan menyebkan pengembalian tak sempurna, 21-21. Adu drive antara kedua pasangan yang ditutup oleh dua kesalahan dari Koo Kien Keat saat gagal mengembalikan bola di depan net menutup set ini dengan kemenangan atas duet Fu/Cai 23-21. Hasil 3-0 ini serta 15-0 dari babak penyisihan subgroup 1B menjadi modal yang cukup sempurna bagi sang juara bertahan untuk menantang Korea di laga pamungkas.

China vs Malaysia 3-0
XD : He Hanbin/Yu Yang bt Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty 21-11, 21-14
MS : Lin Dan bt Lee Choong Wei 21-16, 21-16
MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 19-21, 21-15, 23-21

0

0 komentar:

Shopping Online

Powered By Blogger

Dr kecil udah ska ikut nyokap badminton,, alhasil jd gni dech ktularan suka hehe...Sempet masuk SGS Elektrik tp udah kluar skarang heuh nyesel bgt :D


About Me

Links

Followers