contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Selasa, 11 Agustus 2009

Berita ini dikutip dari http://www.antaranews.com/berita/1249999710/simon-santoso-lengkapi-kesuksesan-indonesia

Simon Santoso Lengkapi Kesuksesan Indonesia
Selasa, 11 Agustus 2009 21:08 WIB

Hyderabad, India (ANTARA News) - Simon Santoso melengkapi kemenangan pemain-pemain Indonesia pada hari kedua babak penyisihan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009 di Gachibowli Indoor Stadium Hyderabad, India, Selasa malam.

Bertanding paling akhir dibanding rekan-rekannya, Simon Santoso yang menempati unggulan ke-13, menang dengan dua set langsung 22-20, 21-11 atas Yuhan Tan asal Belgia, untuk menuju putaran kedua.

Beberapa jam sebelumnya, Adrianti Firdasari, Taufik Hidayat dan pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir juga mencatat kemenangan mudah di laga pertamanya.

Meski menang, permainan Simon Santoso belum menjanjikan, terutama di set pertama ketika dia sedikit kesulitan mengantisipasi tekanan lawan dan harus bermain "deuce".

Namun, set kedua berjalan lebih baik, setelah Simon Santoso mulai menemukan irama permainan dan membaca kelemahan lawan.

"Ini pertandingan pertama dan biasanya selalu tidak bisa langsung main bagus. Lawan juga sebenarnya tidak terlalu bagus, tapi pukulannya lumayan," kata Simon.

Selain Simon, pasangan ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita yang bermain di lapangan lain pada jam hampir bersamaan, juga mencatat kemenangan keduanya dan memastikan lolos ke putaran ketiga.

Kali ini, Devin/Lita mengalahkan pasangan Rusia, Ivan Sozonov/Anastasia Prokopenko dengan skor 22-20, 21-13. Selanjutnya, unggulan ke-16 ini akan kembali menghadapi "seeded" ke-7, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl, Rabu (12/8).

Sebelumnya, pasangan Denmark ini mengalahkan Devin/Lita pada babak pertama turnamen Indonesia Super Series 2009 di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Permainan kami sudah makin bagus, mudah-mudahan saat melawan pasangan Denmark bisa lebih baik lagi, biar bisa balas dendam," ujar Devin Lahardi.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh mengaku sejauh ini cukup lega dengan pencapaian para pemain, namun memastikan lawan di babak berikutnya jauh lebih berat.

"Kemenangan awal ini bisa jadi modal untuk menghadapi laga berikutnya. Sejauh ini, kondisi anak-anak juga cukup bagus dan tidak ada masalah," katanya.


Berita ini dikutip dari http://www.antaranews.com/berita/1249998321/taufik-hidayat-ingin-jumpa-chong-wei-atau-lin-dan

Taufik Hidayat Ingin Jumpa Chong Wei Atau Lin Dan
Selasa, 11 Agustus 2009 20:45 WIB

Hyderabad, India (ANTARA News) - Taufik Hidayat berharap bisa menembus babak final dan berjumpa dua favorit juara Lin Dan atau Lee Chong Wei, pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009 di Hyderabad, India.

Ditemui wartawan usai menang 21-14, 21-14 atas Christian Boeziger asal Swiss di Gachibowli Indoor Stadium Hyderabad, Selasa petang waktu setempat, juara dunia 2005 itu mengakui kalau performa kedua pesaing beratnya itu sedang dalam kondisi puncak.

"Lin Dan dan Chong Wei sedang bagus-bagusnya dan salah satu dari keduanya akan lolos ke final. Mudah-mudahan saya bisa lolos final juga dan bertemu mereka," kata Taufik yang selanjutnya bertemu Mathieu Lo Ying Ping (Perancis) di babak kedua.

Unggulan teratas Lee Chong Wei asal Malaysia dan juara bertahan Lin Dan dari China yang menempati "seeded" ke-5, kemungkinan besar sudah saling berhadapan jika sama-sama lolos ke semifinal.

Pertemuan ketiga pemain papan atas dunia ini selalu ditunggu dan menarik perhatian banyak penggemar bulu tangkis. Ketiganya sering bertemu dan saling mengalahkan, tapi Lee Chong Wei belum pernah merasakan gelar juara dunia, seperti Taufik dan Lin Dan.

Taufik Hidayat mengakui perjuangannya menuju final tidak akan mudah, karena sejumlah lawan berat akan menghadang, seperti Park Sung Hwan (Korea), Bonsaak Ponsana (Thailand), dan unggulan ke-2 Chen Jin.

"Mereka pemain-pemain yang cukup bagus dan tidak bisa dianggap enteng. Saya akan berjuang secara bertahap untuk masuk final," tambah peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu.

Mengenai laga pertamanya, juara enam kali Indonesia Open ini mengaku belum mengeluarkan kemampuan seratus persen dan masih berusaha mengenal kondisi lapangan, terutama soal angin yang dikeluhkan banyak pemain.

"Beberapa bulan lalu saya kesini ikut India Open, anginnya lumayan kencang. Tapi sekarang sudah jauh lebih baik, terutama di lapangan utama (tengah), tidak terasa lagi," tambah Taufik yang akhir Maret lalu meraih juara di India Open.

Sementara itu pada laga lainnya, juara bertahan ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir belum terlalu memeras tenaga, saat menang mudah 21-12, 21-9 atas ganda Belarusia, Aleksei Konakh/Alesia Zaitsava dan memastikan satu tempat di babak ketiga.

"Lawannya terlalu ringan, jadi mainnya juga tidak ngotot banget. Tapi mungkin lawan berikutnya sudah lebih bagus," ujar Nova usai pertandingan.

0
Senin, 18 Mei 2009





0

0

0


Minggu, 17 Mei 2009 | 00:00 WIB

GUANGZHOU, KOMPAS.com - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF)
akan mengubah format turnamen beregu, Piala Sudirman serta
Piala Thomas dan Uber, untuk penyelenggaraan yang akan
datang. Ini dilakukan untuk memberikan peluang kepada
tim-tim grup bawah meraih kemenangan.

Deputi Presiden BWF Paisan Rangsikitpho mengatakan, hasil
pertemuan dewan (council meeting) BWF yang berakhir Sabtu
(16/5), antara lain, sepakat mengubah format Piala
Sudirman.

"Format baru akan memberi peluang seluruh tim untuk
memenangi trofi, dengan menggelar babak grup terlebih
dahulu sebelum babak sistem gugur. Unggulan akan
ditentukan berdasarkan peringkat dunia. Namun itu masih
dibicarakan, " kata Paisan.

Dia menambah, format baru Piala Sudirman akan dibahas lagi
dan disahkan pada pertemuan tahunan (AGM) yang akan
datang.

Sementara itu format baru Piala Thomas dan Uber adalah,
melakukan pengundian ulang usai babak penyisihan grup,
untuk memasuki babak perempat final. Hal itu dilakukan
untuk mencegah adanya tim yang berusaha menghindari
pertemuan dengan tim lain.

"Dengan demikian, setiap tim yang lolos ke perempat final
tidak tahu siapa lawan berikutnya," kata Paisan yang
memberi keterangan pers bersama presiden BWF Kang Young
Joong dan sekjen BWF Stuart Borrie.

Mengenai tuan rumah Piala Sudirman, manajer marketing dan
administrasi BWF, Selvaamresh Supramaniam mengatakan,
hingga batas akhir penawaran tidak ada negara yang
tertarik. Karena itu, penawaran dibuka kembali hingga
akhir Juni.

LOU
Sumber : Ant

0


Minggu, 17 Mei 2009 | 23:48 WIB

GUANGZHOU, Kompas.com - Juara bertahan sekaligus tuan
rumah China meraih Piala Sudirman untuk ketujuh kalinya
setelah pada final mengalahkan Korea Selatan 3-0.

Bermain di hadapan sekitar 10.000 pendukungnya di
Guangzhou Gymnasium, Minggu malam, China memastikan poin
kemenangna melalui ganda campuran, tunggal putera dan
ganda putera.

Di partai pertama, ganda campuran dadakan, Zheng Bo/Yu
Yang secara mengejutkan mengalahkan juara Olimpiade Lee
Yong Dae/Lee Hyo Jung 18-21, 21-19, 21-16.

Yu Yang mengaku terkejut saat mengetahui ia akan
dipasangkan dengan Zheng Bo pada pertandingan final karena
belum pernah berpasangan dengan dia dan belum pernah main
bareng dalam pertandingan. Ia mengatakan, kekalahan pada
game pertama disebabkan karena mereka terlalu banyak
melakukan kesalahan.

Sementara Zheng Bo mengaku ia dipilih karena lebih
berpengalaman dibanding He Hanbin, sehingga meskipun ia
belum pernah berpasangan dengan Yu yang, itu tidak menjadi
masalah. "Untuk memenangi pertandingan, kerjasama bukan
hal yang utama, yang paling penting adalah kemampuan
masing-masing pemain," ujar Zheng Bo usai pertandingan.
Baginya, merebut angka pertama sangat penting.

Pemain tunggal putra Lin Dan yang tidak pernah absen
memperkuat tim China sejak kompetisi dimulai, menyumbang
angka kedua bagi tim yang menjuarai dua turnamen terakhir,
2005 dan 2007, dengan menumbangkan Park Sung Hwan 21-14,
21-18.

Juara Olimpiade Beijing itu mengatakan ingin memenangi
pertandingan demi timnya. "Saya senang bermain di negara
sendiri. Saya mampu bermain dnegan baik, meski kadang
terburu nafsu ingin menyelesaikan pertandingan, " katanya.

Ganda putra Fu Haifeng/Cai Yun memenangi pertarungan ketat
melawan pasangan Jung Jae Sung/Lee Yong Dae untuk
memastikan kemenangan China yang ketujuh kalinya pada
Piala Sudirman.

Pasangan yang merebut game pertama itu, bangkit setelah
kehilangan game kedua dan tertinggal 16-18 untuk
menyamakan kedudukan 19-19 dan memenangi pertandingan
21-14, 17-21, 21-19.

"Penampilan tim malam ini sangat bagus, meskipun Korea
juga bagus. Tetapi pada ganda campuran dan ganda putra
kami ketat meskipun kami sedikit lebih baik dan dapat
memanfaatkan itu untuk menang," kata manajer tim China Li
Yongbo usai pertandingan.

Selain pengalungan medali kepada tim China yang meraih
medali emas, Korsel medali perak serta perunggu bagi
Indonesia dan Malaysia yang kalah di semifinal, pada
kesempatan yang sama pebulutangkis China Lin Dan menerima
trofi sebagai pemain terbaik 2008. (Ant/Livescore/ AP)

Hasil pertandingan final:
Ganda campuran: Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung [KOR]-Zheng
Bo/Yu Yang [CHN] 21-18 19-21 16-21 Tunggal putera:
Sung Hwan Park [KOR]-Dan Lin [CHN] 14-21 18-21 0-1
Ganda putera: Jung Jae Sung/Lee Yong Dae [KOR]-Cai Yun/fu
Haifeng [CHN] 14-21 21-17 19-21 Tunggal puteri:
Hwang Hye Youn [KOR]-Wang Yihan [CHN) tidak dimainkan
Ganda puteri: Lee Kyung Won/Lee Hyo Jung [KOR]-Jing Du/Yu
Yang [CHN] tidak dimainkan

0

Senin, 18 Mei 2009 | 00:08 WIB

GUANGZHOU, Kompas.com - Pelatih tunggal putra pelatnas,
Hendrawan memutuskan mengundurkan diri dari Pelatnas
Cipayung untuk beralih menjadi pelatih profesional.

"Ini keputusan yang berat karena selama ini saya selalu
berjuang untuk Indonesia. Selanjutnya saya sudah harus
profesional, memikirkan masa depan keluarga," ujar
Hendrawan di Guangzhou, Minggu.

Ia mengatakan, sepulang dari Guangzhou untuk mengikuti
kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman tempat
langkah Indonesia terhenti di semifinal, Hendrawan yang
sudah mengajukan surat pengundurkan diri sejak Maret lalu,
akan berpamitan kepada Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso.

Hendrawan yang melatih di pelatnas sejak 2004 mengatakan
akan mengawali karir sebagai pelatihnya dengan melatih di
Malaysia. "Keputusan yang saya buat ini bisa lebih baik
tetapi juga bisa lebih buruk. Menghadapi tantangan baru
memang tidak mudah," kata juara dunia 2001 yang mengawali
karir melatih di Pelatnas sebagai pelatih tunggal putri.

Peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 itu berharap
masyarakat tidak mempertanyakan rasa nasionalismenya saat
memutuskan melatih di luar negeri. "Saya ingin masyarakat
tidak menilai saya tidak punya nasionalisme dengan
kepindahan ini. Sudah waktunya saya memikirkan keluarga,"
ujar ayah dua anak yang menjadi pelatih tanpa ada kontrak
dengan PBSI itu.

Selama menjalani karirnya sebagai pelatih di pelatnas,
Hendrawan berhasil membangun kembali sektor tunggal putri
yang semula dinilai tidak mempunyai kemampuan.

Soal siapa yang akan melatih tunggal putra di Cipayung
sepeninggal dirinya, Hendrawan menyerahkan sepenuhnya
kepada Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Lius Pongoh. "Saya
percaya bahwa dengan saya mundur, PBSI bisa lebih baik,
termasuk Sony (Dwi Kuncoro) dan Simon (Santoso)," kata
Hendrawan yang akan mulai melatih di Malaysia mulai 1
Juli.

Kakak ipar pemain ganda putra Hendra Setiawan itu mulai
masuk pelatnas pada 1993 sebagai pemain tunggal putra yang
menghasilkan medali perak Olimpiade Sydney 2000, juara
dunia 2001 dan membantu Indonesia memenangi Piala Thomas
pada 1998, 2000 dan 2002. Ia meninggalkan pelatnas pada
2003 dan sempat berkarir di luar bulutangkis sebelum
kembali ke pelatnas sebagai pelatih pada November 2004.

Saat ini di Malaysia telah ada pelatih asal Indonesia
yaitu Rexy Mainaky.

CAY
Sumber : Ant

0

Seperti yang telah diskenariokan oleh banyak pihak, partai puncak akan menjadi milik tuan rumah dan negeri ginseng. Korea. Bermain tanpa beban, Korea berhasil menaklukkan Indonesia yang secara peringkat lebih berpeluang dengan skor 3-1. Tiga partai awal antara dua negara adidaya badminton ini berlangsung cukup semarak. Sebaliknya, Cina mendapatkan tiket final setelah menggusur Malaysia, 3-0

Lebih Rapi dan Tanpa Beban

Meskipun secara peringkat para punggawa Indonesia lebih diunggulkan, para pemain Korea ternyata lebih jitu dalam menerapkan strategi bertanding di lapangan. Lee Yong Dae dan Lee Hyo Jung yang tampil di partai perdana berhasil membuka pintu kemenangan bagi negaranya sekaligus membalas kekalahan mereka di pertemuan terakhir pada final Malaysia SS 2009. Duo Lee yang bermain lebih rapi dan tanpa beban hanya membutuhkan waktu 39 menit untuk menjinakkan NoLyn dalam dua set langsung.

Meskipun kedua pasangan berseteru cukup ketat sejak awal set pertama, NoLyn sebenarnya lebih unggul dari sisi peolehan poin. Memimpin 6-4 dari smash Lily dan bebrapa kesalahan Hyo Jung, kedua pasangan kembali terlibat kejar mengejar angka hingga kedudukan 10 sama. NoLyn kembali unggul 12-10, 14-12 dan 16-14 dari permainan agresif dan penempatan bola-bola cerdik Nova. Meskipun Hyo Jung banyak melakukan kesalahan sendiri, namun wanita jangkung yang menjadi tulang punggung pemain ganda Korea ini behasil menekan NoLyn dengan variasi pukulan dan penempatan bola-bolanya yang tidak terduga.

Dua angka dari kesalahan Lily di depan net serta serobotan Nova yang terburu-buru membawa ‘angin segar’ bagi Korea untuk menyamakan kedudukan di angka 16 dan 17. Penempatan bola Hyo Jung di lapangan kosong dan penegmbalian Lily yang gagal melewati net mengantarkan Korea pada match point 20-17. Bola silang Nova di depan net sempat menghambat kemenangan duo Lee namun servis Nova yang tidak sempurna akhirnya menutup set ini untuk Korea 21-18.

Persaingan di laga babak kedua ternyata justru tidak seketat babak pertama. Yong Dae/Hyo Jung langsung memimpin 4-0 di awal set dan 8-5 ketika pertahanan Korea yang sangat kokoh gagal ditembus oleh pasangan Indonesia. NoLyn sempat menyamakan angka di titik 9 ketika Hyo Jung melakukan unforced error dalam pengembalian bola dan servis. Duo Lee kembali unggul jauh 13-9 dan 17-10 ketika smash-smash keras keduanya dan bola-bola eror dari pengembalian Lily tidak mampu melampaui net.

Dua kesalahan Hyo Jung yang dibalas dengan dua drop shot penempatan tak terduganya di depan net mengubah kedudukan menjadi 19-12. NoLyn kembali mendapat tambahan poin dari penegmbalian tak sempuran Yong Dae di depan net. Namun bola tanggung Lily yang dimanfaatkan dengan sempurna oleh Hyo Jung akhirnya mengantarkan Korea pada match point 20-14. Bola out dari Yong Dae sejenak menghentikan gejolak kemenangan duo Lee namun pengembalian Lily yang untuk kesekian kalinya tidak mampu melewati net akhirnya mengantarkan Korea pada angka pertama mereka, 21-15.

Tertinggal 0-1 sempat membuat Sony yang tampil di partai kedua tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di set pertama. Peringkat 6 dunia tersebut langsung tertinggal 6-11 saat jeda interval. Beberapa serangan smash dan penempatan bola di bagian baseline yang dilakukan Park mengantarkannya pada kedudukan 13-7, 16-9 serta 18-11. Dua kesalahan Sony dan penempatan bola Sony di area baseline yang tak terjangkau mengubah kedudukan 20-12 untuk Korea. Netting yang tidak sempurna dari Park dan drop shot akurat Sony di depan net mengubah angka menjadi 14-20. Pengmbalian Sony yang melebar akhirnya menutup set ini 14-21 untuk kemenangan Korea.

Sony akhirnya mengubah tempo permainan di set kedua. Bola smash silang dan penempatan yang akurat menjadi senjatanya untuk menambah poin demi poin. Bebarapa kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Park juga memperjauh selisih poin keduanya menjadi 8-2. Park sempat memperkecil selisih poin menjadi 7-9 ketika pengembalian Sony tidak sempurna menyebabkan bola out dan menyangkut di net. Drop shot silang dan penempatan bola Sony yang akurat di depan net kembali membuat

Sony unggul 15-9. Beberapa bola tanggung dan backhand smash Sony yang gagal menyebrangi net serta smash-smash silang yang diperagakan oleh Park menekatkan selisih poin menjadi 17-14. Di titik inilah Sony mendapatakan momentumnya dengan 3 consecutive points dari penempatan bola lob di daerah baseline serta smash yang akurat, 20-14. Park sempat menambah 1 angka dari smash silang Sony yang menyangkut di net namun drop shot andalan Sony di depan net akhirnya memaksakan rubber set untuk Sony 21-15.

Park kembali bermain lebih agresif dan banyak menyerang di set ketiga. Namun pertahan Sony pun tak kalah sempurna dalam membendung bola-bola dari Park. Stelah melewati reli-reli yang cukup ketat, Park akhirnya unggul 6-2 dan 12-7. Sony yang sempat bermain defensive akhirnya lebih banyak menjadi sasaran serang dan melakukan kesalahan sendiri. Namun setelah jeda interval, Sony segera mengubah strategi permainan dengan lebih banyak melakukan serangan. Smash-smash silang yang menghujam lapangan Park mengubah kedudukan 10-14. Empat poin beruntun yang dicuri Sony dari penempatan bola yang akurat serta drop shot silang di depan net menjadikan kedudukan imbang 14-14.

Di titik inilah ketatnya persiangan kembali terasa dan selisih 1 poin berlangsung hingga kedudukan 17-17. Bola-bola serobotan dan drive-drive pendek di depan net serta memanfaatkan kelemahan stamina lawan mengunci kedua pemain di angka yang sama. Pengembalian Sony yang melebar dan serangan smash dari Park membuatnya unggul lebih dulu 19-17. Namun Sony segera menyusul setelah keduanya terlibat reli-reli cepat dan cukup panjang yang diakhiri dengan smash Sony dan pengembalian yang melebar dari Park, 19-19.Permainan netting yang sempurna dari Sony mengantarkannya pada match point 20-19. Namun Park segera mengejar dengan drop shot sempurna di depan net. Pengembalian Park yang terlalu melebar ke belakang serta bola tanggung Park yang diserobot dengan sempurna oleh Sony akhirnya menutup set ini untuk Indonesia, 22-20.

Pebulutangkis berperingkat 15 dunia, Maria Kristin sebenarnya memili peluang yang cukup besar untuk menambah keunggulan Indonesia menjadi 2-1. Karena secara kualitas pukulan dan variasi serangan Maria lebih unggul dibandingkan dengan Hwang Hye Youn yang bermain di partai ketiga. Namun kondisi fisiknya yang tidak sempurna dan masih cedera membuat Maria gagal bermain sempurna dan lebih banyak melakukan kesalahan sendiri. Di set pertama, Maria langsung memimpin 9-5 dari pukulan lob serang dan drop shot silang andalannya.

Namun Hwang mendapat 4 poin ‘gratis’ dari pengembalian drop shot dan netting Maria yang gagal melewati net untuk menyamakan kedudukan di angka 10. Tiga poin beruntun yang dikoleksi Hwang dari kesalahan sendiri yang dilakukan Maria dalam mengembalikan bola mengubah keadaan menjadi 13-10 untuk tunggal utama Korea yang berperingkat 17 dunia ini. Pukulan lob serang yang diikuti dengan drop shot silang di depan net oleh Maria menyamakan angka di titik 14. Maria kembali melakukan ‘unforced error’ dengan pengembalian yang terlalu melabar ke belakang mengantarkan Hwang pada angka kritis 18-15.

Perpaduan yang cantik antara lob serang, netting, dan smash silangnya kembali membuat Maria setara 19-19. Bola tanggung Maria yang di selesaikan dengan manis oleh Hwang menyentuh match point 20-19. Namun dengan jurus andalannya yang memadukan lob serang dan smash, Maria kembali membuat skor imbang 20-20. Drop silang yang terlalu memaksa shingga membuat bola keluar kembali membuat Hwang match point 21-20. Netting silang yang sempurna dari Maria menggagalkan kemenangan Hwang 21-21. Smash Maria yang terlalu jauh ke belakang dan net silang Maria yang keluar dari garis permainan memudahkan Hwang untuk merebut set ini 23-21.

Empat kesalahan beruntun dari pengembalian Maria yang tidak sempurna kembali membuat Hwang ‘leading’ 6-2 di set kedua. Drop shot silang, netting tipis Maria di depan net serta serobotan-serobotan yang akurat membuat Maria mampu mengejar ketertinggalannya di angka 7. Penempatan bola silang Hwang yang tidak terjangkau serta pengembalian bola Maria di area baseline yang dinayatakan ‘out’ kembali membuat Hwang unggul 10-7. Dengan senjata andalannya, Maria yang sempat tertinggal 9-12 akhirnya kembali sejajar 12-12. Smash keras Hye Youn yang diikuti dua kesalahan Maria yang mengembalikan bola terlalu melebar ke balakang kembali membuat Korea unggul 15-12. Smash dan drop shot tajam Maria untuk kesekian kalinya membuat kondisi imbang 15-15.

Senjata andalan Maria yang gagal melampaui net serta drop shot yang sempurna dari Hwang di lapangan yang kosong kembali mengantarkannya pada poin kritis 18-16. Namun Maria kembali bangkit dengan reli-reli panjang yang ditutup dengan sempurna oleh smash dan penempatan bola di depan net, 19-19. Bola tanggung Maria yang ditutup dengan smash keras Hwang serta netting Maria yang gagal melewati net akhirnya membuat Hwang menutup set ini lebih dulu 21-19.

Tertinggal 1-2 saat Markis Kido yang sedang mengalami cedera lutut tidak dapat bertanding bersama Hendra Setiawan kian membuat kondisi timpang untuk kubu Indonesia di partai ‘hidup-mati’ yang sangat menentukan. Menghadapi ganda fenomenal, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae akhirnya Hendra kembali harus diduetkan dengan Mohammad Ahsan untuk kedua kalinya. Namun dengan dipadukannya Ahsan bersama seniornya ternyata mampu membuatnya lebih mengeksplorasi kemampuan diri. Tidak hanya mahir dalam variasi pukulan dan mengalihkan serangan, Ahsan ternyata juga memiliki ‘defense’ yang luar biasa.

Set pertama berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan saat Jung/Lee lebih banyak menakan dan mengendalikan permainan. Dalam posisi tertekan, Hendra/Ahsan tertinggal cukup jauh. 4-9 dan 5-11. Permainan drive-drive cepat Jung/Lee serta bombardir smash yang dilancarkan keduanya membuat ganda Indonesia sulit untuk mengembangkan permainan, 9-15. Unggul jauh 20-8, Korea akhirnya menutup set ini dengan kemenangan telak 21-9.

Ketatnya persaingan baru terasa di set kedua. Hendra/Ahsan mengubah pola permainan dan lebih banyak menekan sehingga membuat keduanya unggul 7-3 di awal set. Keduanya terus memimpin hingga kedudukan 11-7 saat jeda interval. Smash beruntun Hendra dan Ahsan serta pengembalian Yong Dae yang terlalu melebar terus membuat Indonesia unggul 13-9. Penempatan bola-bola akurat Yong Dae di daerah baseline serta tiga kesalahan Ahsan dalam mengembalikan bola membuat pasangan Korea mampu menciptkan momentum kebangkitan mereka di angka 14-14. Kondisi menjadi berpihak pada Korea Ahsan mengembalikan bola terlalu melebar dan ‘backhand’ Hendra yang membentur net, 15-17.

Bola-bola Ahsan kembali gagal melewati lapangan sendiri setelah mendapat gempuran dan bola-bola sulit dari Jung/Lee. Tertinggal 16-19, tidak membuat pasangan Indonesia mengendorkan serangan dan sempat memperkecil selisih poin 18-19 ketika drop shot Hendra di depan net tidak mampu dikembalikan oleh pasangan Korea dan serobotan Yonga Dae yang gagal melewati net. Bola tanggung Ahsan yang diselesaikan dengan manis oleh Yong Dae mampu mengantarkan Korea pada match point 20-18 namun segera dibalas oleh Hendra yang juga mengembalikan bola tanggung Yong Dae dengan sempurna oleh smashnya. Di saat-saat yang paling menentukan, Hendra gagal mengembalikan bola melewati net sehingga mengantarkan Jung/Lee pada kemenangan 21-19 yang sekaligus memastikan tiket puncak untuk negaranya.

Korea vs Indonesia 3-1
XD : Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung bt Nova Widianto/Liliyana Natsir 21-18, 21-15
MS : Park Sung Hwan lost to Sony Dwi Kuncoro 14-21, 21-15, 22-20
WS : Hwang Hye Youn bt Maria Kristin Yulianti 23-21, 21-19
MD : Jung Jae Sung/Lee Yong Dae bt Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 21-9, 21-19

Paling Seru dan Menentukan

Pada pertandingan sesi kedua yang juga sama-sama memperebutkan tiket ke babak final menyuguhkan permainan antara sang juara bertahan menghadapi Malaysia yang untuk pertama kalinya lolos ke babak semifinal Piala Sudirman. Di dua partai awal, China tampil perkasa dengan merebut poin sempurna dengan dua set langsung. Namun di partai terakhir yang juga merupakan partai paling menentukan, duo tirai bambu harus berjuang ekstra keras untuk mendapatkan kemenangan atas ganda Malaysia.

Perseteruan di nomor campuran membuka duel China-Malaysia untuk memperebutkan satu tempat di partai puncak dan menantang Korea yang lebih dulu memastikan diri ke babak final. Duet Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty sempat mengimbangi laju ganda teratas China. He Hanbin/Yu Yang di set-set awal. Unggul 5-2 dari kesalahan yang dilakukan oleh He/Yu dan smash-smash keras Fairuz terus membuat Malaysia ‘leading’ hingga kedudukan 8-6.

Pasangan China mendapatkan ‘angin segar’ ketika Wong berkali-gali gagal mengembalikan bola dengan sempurna dan Fairuz yang terlalu bersemangat dalam melakukan serangan. Menyamakan kedudukan di angka 9, He/Yu berbalik memimpin 9-8 akibat pengembalian Pei Tty yang terlalu melebar. Sempat menyamakan kedudukan di titik 9 dari kesalahan Hanbin, Malaysia akhirnya terkunci di titik ini ketika tidak mampu mengembangkan permainan dan hanya menjadi sasaran serang dari ganda China.

Meskipun Fairuz/Wong memiliki pertahanan yang sempurna, keduanya akhirnya melakukan ‘return’ yang tidak sempurna dan mudah dipatahkan. He/Yu melaju kencang dengan 9 poin beruntun sebelum di akhiri dengan servis ‘fault’ dari Yu Yang. Dua kesalahan dari Fairuz mengantarkan peraih meduli perunggu Olimpiade Beijing 2008 tersebut pada match point 20-11 dan akhirnya ditutup dengan sempurna oleh smash Hanbin, 21-11.

Keperkasaan duet China kembali tak tergoyahkan di set kedua. Setelah unggul jauh 12-7 16-9 dari smash-smash tajam dan beberapa kesalahan sendiri Fairuz/Pei Tty, keduanya tak terkejar dan menyentuh match point 20-14. Pengembalian tak sempurna dari Pei Tty di depan net membuahkan satu angka kemenangan untuk China, 21-14.

Di partai kedua, Lin Dan menantang peringkat satu dunia, Lee Choong Wei. Meskipun keduanya bermain seimbang di awal set, Lin Dan akhirnya memetik kemenangan 21-16, 21-16 buah dari kegigihannya melancarkan serangan ke berbagai penjuru lapangan. Lee Choong Wei sempat mendapatkan momentunya di pertengahan game kedua. Setelah tertinggal 4-10, peraih perak Olimpiade Beijing 2008 ini mampu menyamakan kedudukan di angka 10 dengan menyajikan reli-reli panjang yang diakhiri dengan kesalahan sendiri dari Lin Dan.

Perseteruan semakin ketat hingga kedudukan 14-14 dan Lin Dan berhasil mengunci Choong Wei di titik ini. Merebut 5 poin beruntun dari pengembalian tak sempurna Choong Wei serta kelihaiannya di depan net yang dipadukan dengan smash silang ke daerah tak terjangkau mengubah kedudukan 19-15. Penempatan bola yang akurat dari Lin Dan di area baseline dan diikuti dengan pengembaliannya yang tak sempurna di depan net menciptakan match point 20-16. Adu reli sempat terjadi di titik ini namun smash Choong Wei yang terlalu melebar membuahkan kemenangan untuk Lin Dan 21-16.

Partai yang paling seru dan menentukan ternyata justru tersaji di laga akhir. Tandem terkuat Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong menantang jagoan 7 dunia, Fu Haifeng/Cai Yun. Harapan besar public Malaysia bertumpu besar pada nomor ini karena setelah tertinggal 0-2, kekuatan sang raksasa China juga cukup jomplang di sektor ini. Drive-drive cepat dan ‘placing’ bola-bola sulit langsung membuka pertandingan di nomor ini. Smash beruntun Malaysia yang mencoba untuk menguasai jalannya pertandingan dan beberapa kesalahan Fu Haifeng langsung membuat Koo/Tan melaju 9-3.

Serobotan dan smash beruntun Cai Yun serta penempatan bola yang akurat dari Fu Haifeng menjadikan skor imbang 10-10. Kedudukan berbalik menjadi keunggulan Fu/Cai ketika Tan Boon Heong melakukan kesalahan bertubi di depan net dan bola-bola tanggung pasangan Malaysia berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh ganda China, 15-12. Namun ‘net error’ dan pengembalian yang dilakukan oleh Fu Haifeng yang terlalu melebar kembali menyetarakan kedudukan kedua pasangan di titik 16. Selisih 1 poin dan saling memimpin berlangsung hingga kedudukan 19-19 ketika masing-masing menyajikan ‘placing’ dan drive-drive panjang dan cepat yang akhirnya mengandalkan kesalahan sendiri dari lawan-lawannya. Pengembalian Cai Yun yang keluar dan diikuti oleh Fu yang gagal menyeberangkan bola di depan net menutup set ini untuk Malaysia, 21-19.

Set kedua dibuka dengan sempurna oleh Fu/Cai dengan melayangkan permainan drive-drive cepat yang diakhiri oleh smash-smash keras tandem China, 9-4. Serobotan Tan Boon Heong dan beberapa kesalahan dari pengembalian Fu/Cai mengubah kedudukan 12-8 untuk China. Tiga poin kembali dikoleksi China dari ‘return’ yang tidak cermat oleh Koo Kien Keat. Namun di sisi yang berbeda, Fu Haifeng yang mencoba bermain lebih agresif dari permainan pasangan Malaysia sempat melakukan kesalahan sendiri saat memaksakan untuk menyerang yang membuahkan poin bagi Koo/Tan, 11-15.

Pasangan Malaysia sempat memperkecil ketertinggalan mereka 15-18 ketika smash beruntun Koo Kien Keat dan penempatan bola-bolanya yang sulit gagal dijangkau oleh Fu/Cai. Namun titik ini ternyata menjadi poin terakhir bagi Koo/Tan setelah Fu/Cai berhasil memaksakan rubber set dengan 3 poin beruntun dari smash keras Cai Yun, pengembalian Koo Kien Keat yang gagal melewati net serta smash beruntun dari Fu Haifeng yang diselesaikan dengan apik oleh Cai Yun, 21-15.

Aroma ketatnya persaingan kembali tercium di set ketiga khususnya ketika memasuki poin-poin kritis. Fu/Cai pada awalnya mampu mengontrol jalannya pertandingan hingga kedudukan 12-7 ketika drive-drive cepat, smash dan serobotan Cai Yun membuahkan poin demi poin. Penempatan bola yang akurat dari pasangan China di tempat kosong juga ikut mempengaruhi koleksi poin keduanya. Sementara itu, tandem Malaysia lebih banyak mendapatkan angka dari kesalahan sendiri yang dilakukan oleh pasangan China.

Namun setelah mendapatkan wejangan dari Rexy, duo Malaysia perlahan mampu meredam gempuran pasangan China dan memanfaatkan kelemahan dari Fu Haifeng yang acapkali melakukan kesalahan sendiri. Tan Boon Heong yang juga mampu menciptakan momen-momen emas untuk menyerang akhirnya menyeimbangkan angka kedua pasangan di titik 15. Di skor ini, selisih 1 poin dan kejar mengejar kembali tersaji hingga akhir set. Fu Haifeng masih menjadi titik lemah pasangan China dengan beberapa kesalahan sendiri sedangkan dari Malaysia, Koo Kien Keat yang lebih banyak menghasilkan poin namun juga kurang cermat dalam mengembalikan bola-bola sulit.

China menyentuh match point 20-19 lebih dulu ketika Kien Keat melakukan ‘unforced error di depan net. Namun hal yang sama juga dibalas oleh Fu Haifeng sehingga kedudukan kembali setara 20-20. Smash beruntun pasangan China kembali memetik match point 21-20. Namun salah pengertian antara Fu/Cai ketika harus mengambil bola ditengah keduanya dan menyebkan pengembalian tak sempurna, 21-21. Adu drive antara kedua pasangan yang ditutup oleh dua kesalahan dari Koo Kien Keat saat gagal mengembalikan bola di depan net menutup set ini dengan kemenangan atas duet Fu/Cai 23-21. Hasil 3-0 ini serta 15-0 dari babak penyisihan subgroup 1B menjadi modal yang cukup sempurna bagi sang juara bertahan untuk menantang Korea di laga pamungkas.

China vs Malaysia 3-0
XD : He Hanbin/Yu Yang bt Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty 21-11, 21-14
MS : Lin Dan bt Lee Choong Wei 21-16, 21-16
MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 19-21, 21-15, 23-21

0

Play Offs round for group 2 has been completed in first session. Rank from 1-8 has been declared and Thailand successfully retrieves their momentum to rejoin group 1 after beating Russia 3-0. In second session, Hongkong slipped out from group 1 after ‘life and death match’ against Japan.

SESSION 1
Play Off Group 2 (#1-2) : Thailand vs Russia 3-0
XD : Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam bt Alexandr Nikoleanko/Valeria Sorokina 21-17, 12-21, 21-16
MS : Boonsak Ponsana bt Stanislav Pukhov 21-8, 16-21, 21-15
WS : Salakjit Ponsana bt Ella Diehl 21-18, 21-14

After went out from group one two years later, Thailand finally promoted once more to this level after being the winner of group 2. Although Boonsak not at his best performance and Russian doubles players develop so well, Thai’s team succeed to overmaster Russian. With another 7 countries in group 1, Thailand will join them to compete Sudirman Cup the next two years.

Play Offs Group 2 (#3-4) : Taipei vs Singapore 3-1
XD : Wang Chia Min/Wan Pei Rong bt Terry Yao Zhao Jiang/Vanessa Neo Yu Yan 21-18, 21-16
MS : Chou Tien Chen lost to Ashton Chen Yangzhao 22-20, 14-21, 13-21
MD : Chen Hung Ling/Lin Yu Lang bt Hendri Kurniawan/Hendra Wijaya 21-10, 19-21, 21-7
WS : Pai Min Jie bt Zhang Beiwen 21-18, 21-17

Both of countries have no interest with these matches. They only send their 2nd ties of players. Ashton Chen who steal one set from Wacha at yesterday match, once again took one point for his country. Against junior player from Taiwan, Ashton thrilling behind 11-15 and 16-11 before leveled the game at 18, 19, and 20-all. Unfortunate in the end, Ashton failed to finish the game 22-20. After get many advices from his coaches, Ashton control the whole match in 2nd and 3rd set. The tough match also represented by men’s doubles players. Chen/Lin as Taiwan’s #1 pair leading this match since the 1st set. Gap points only 1-3 for each pair in 2nd set. Hendri/Hendra forces rubber set 21-19 after get their momentum 18-13. The Taiwanese regain the rhythm in the 3rd set and once again controlled the game..

Play Offs Group 2 (#5-6) : Germany vs Netherlands 3-0
XD : Johannes Schoettler/Birgit Overzier bt Joritt De Ruiter/Ilse Vaessen 20-22, 21-10, 21-13
MS : Marc Zweibler bt Eric Pang 21-19, 19-21, 21-14
MD : Ingo Kindervater/ Michale Fuchs bt Ruud Bosch/Koen Ridder 21-14, 21-15

Netherlands also let the match goes to Germany. Judith only play in singles which the games almost in the last match. Joritt/Ilse took many points from their smash and netting when Germany’s pair did many mistakes in the first. But after bad luck in the first they’ve got very nice revenge in the next two set. Eric pang play better than yesterday but only saved 2nd set. In final game, he looks exhausting and fallen behind 14-21.

Play Offs Group 2 (#7-8) : Poland vs France 3-0
XD : Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk bt Baptiste Careme/Laura Choinet 21-15, 21-8
MS : Przemyslaw Wacha bt Matthieu Lo Yi Ping 21-14, 22-20
MD : Michal Logosz/Robert Mateusiak bt Baptiste Careme/Sylvain Grosjean 21-13, 21-13

Another swept clean created by Poland for #7th place. Pi who usually gave point to France couldn’t help much as she plays only if France could steal 1 point from previous matches. Wacha has his lucky set in the 2nd. Matthieu actually controls the game from the beginning when he leads 11-4 at interval. He keeps continue to lead the match with an aggressive smashes, 17-14 and 20-18. 4 consecutive points taken by Wacha finally closed this game for Poland

SESSION 2 :
Play Offs Group 1 (#5-6) : Denmark vs England 3-2
XD : Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl bt Anthony Clark/Gabrielle White 21-7, 21-12
MS : Jan O Jorgensen beat Rajiv Ouseph 21-16, 18-21, 21-11
MD : Mathias Boe/Carsten Mogensen lost to Robert Blair/Christopher Adcock 16-21, 16-21
WS : Nanna Brosolat Jensen lost to Sarah Walker Walkover (WO)
WD : Kamilla Rytter Juhl/Lena Frier Kristiansen beat Jenny Wallwork/Donna Kellogg 21-15, 10-21, 21-15

Although this match has nothing effect for both of team, Denmark still keep the cycle with their best format. Men’s Singles and Women’s Doubles were two of the best matches. Lost in 2nd set, the Danish still keep up the heat and won the final set. They’re really deserves for #5 position.

Play Offs Group 1 (#7-8) : Japan vs Hongkong
MD : Kenta Kazuno/Kenichi Hayakawa bt Albertus Susanto/Hui Wai Ho 21-15, 21-15
WS : Mayu Sekiya lost to Yip Pui Yin 7-21, 16-21
MS : Sho Sasaki bt Chan Yan Kit 22-20, 21-15
WD : Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna bt Wang Chen/Zhou Mi 21-10, 21-15

“Life and Death Match” between Japan and Hongkong slipped out Hongkong from group 1 at the end. Chan Yan Kit who supposed to cope 1 point failed to fulfill the mission since he lost momentum at the edge of 1 set. Thrilling behind 18-20, Chan equals the score 20-all with his beautifully net winner. But two errors that he make finally gave this game to Sasaki. Either in women’s doubles, Wang and Zhou who defeated Europe #1, Kamilla/Lena obviously out from expectation. Against semifinalist Olympic 2008, they can’t compared the match with lack of defense. With this result, Hongkong will replace Thailand position in group 2.

0

Indonesia should feel satisfied with the result as they expected to be runner up sub group 1B after lost to China 5-0. In the other court, Denmark has to play against Malaysia without Peter Gade and lost their chance for semifinal spot. Thailand as the winner of subgroup 2A will face Russia to decide promotion country of group 1.

SESSION 1 :
Group 2B : Russia vs Netherlands 3-2

XD : Alexandr Nikolaenko/Valeria Sorokina bt Jurgen Wouters/Judith Meulendijks 21-11, 21-11
MS : Stanislav Pukhov bt Dicky Palyama 21-4, 10-21, 21-10
MD : Vitaly Durkin/Alexandr Nikolaenko lost to Ruud Bosch/Koen Ridder 21-16, 13-21, 19-21
WS : Ella Diehl lost to Judith Meulendijks 16-21, 19-21
WD : Nina Vislova/Valeria Sorokina bt Paulien Van Dooremalen/Rachel Van Cutsen 21-15, 21-8

With this result, Russia deserves to take play-off ticket as winner of group 2B to get promotion of group 1. They will fight against Thailand for promotion spot. Judith seems has match partner in doubles but lost her sparks in singles. Ruud/Koen once again shows their regain to defeat Vitaly/Alexandr. After lost their first, they’re control 2nd game and 3rd game.

Group 2B : Singapore vs Poland 3-2

MD : Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya bt Michal Logosz/Robert Mateusiak 21-16, 17-21, 21-19
WS : Xing Aiying bt Agnieszka Wojtkowska 21-8, 21-8
MS : Ashton Chen lost to Przemyslaw Wacha 23-21, 14-21, 19-21
WD : Yao Lei/Shinta Mulia Sari bt Malgorzata Kurdelska/Natalia Pocztowiak 21-13, 21-18
XD : Hendri Kurniawan Saputra/Vanessa Neo Yu Yan lost to Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk 17-21, 14-21

Singapore has been through very tight match, Singapore finally took 2nd place in sub group 2B. Hendri/Hendra need 3 set to win over senior pair, Robert/Michal. Although failed in his doubles match, Robert succeeded to steal one point in mixed with Nadiezda. Meanwhile, Wacha empowered Ashton in 1st set when he lead 19-13 but missed his chance 20-all before Singaporean young player win this game 23-21. Luckily, he took next two set with his experiences.

SESSION 2 :
Group 1A : Malaysia vs Denmark 3-2
XD : Mohd Fairuzizuan/ Wong Pei Tty lost to Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl 17-21, 22-24
MS : Lee Choong Wei bt Jan O Jorgensen 21-11, 21-18
MD : Koo Kien Keat/Tan Boon Heong bt Lars Paaske/Jonas Rasmussen 21-9, 21-14
WS : Wong Mew Choo bt Nanna Brosolat Jensen 21-8, 21-11
WD : Wong Pei Tty/Chin Eei Hui lost to Kamilla Rytter Juhl 11-21, 21-16, 11-21

The Danish should feel disappointing with their bad luck. After Tine get injury and couldn’t play for her team, Peter Gade also get headache when they have to face ‘life and death’ match against Malaysia for semifinal spot. But it doesn’t mean Malaysia could pace them so easy. Kamilla Rytter Juhl succeeded to be hero for her team after two wonderful matches in mixed and women’s doubles. She took 2 points for her country and break her record to beat Wong/Chin in 3 set. Juhl’s spirit unfortunately couldn’t feel by Lars/Jonas who lost so easy from Malaysian.

Group 1B : China vs Indonesia 5-0
MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 21-10, 19-21, 21-12
WS : Wang Yihan bt Maria Kristin Yulianti 16-21, 21-5, 21-10
MS : Lin Dan bt Simon Santoso 13-21, 21-14, 21-11
WD : Du Jing/Yu Yang bt Geysia Polii/Nitya Krishinda 21-15, 21-13
XD : Zheng Bo/Ma Jin bt Devin/Lita 22-20, 18-21, 21-14

Indonesia would be surprised with this results since they just let 2nd tie players. They realized that China is the strongest team so they just let their younger players to take more experiences. Maria, Simon, and Devin/Lita actually have their big chance to beat the Chinese if they could play constantly either in 2nd or 3rd set. This whole matches took approximately 4,5 hours and break the record as the longest matches in this year Sudirman Cup event.

First match represented by new collaboration, Hendra and Ahsan. As his first team event, Ahsan played so well with his skills. Little bit awkward in the first with so many unforced error, Many return from his balls are out and doubtful. In the other court, Cai Yun play aggressively with his smashing and placing..Ahsan totally changes in 2nd set. With his spirit, Ahsan and Hendra compared Fu/Cai’s skills into tight match from the beginning of this set until 19-all. Beautifully placement to the baseline by Ahsan and reflex return too long by Fu Haifeng close this game for Indonesian pair. In final match, Ahsan failed to keep his spirit and rhythm when the Chinese control the match with their placing and bumping smash.

All England’s winner, Wang Yihan also need 3 set to beat bronze medalist Olympic 2008, Maria Kristin. Maria took 1st set as Yihan follow her game and couldn’t leveled Maria’s placing and smashing. After took many advices from Zhang Ning and Li Yong Bo, Yihan finally shows her true self skills and develop her game. Leading 8-0, 14-2 and 18-4, she forces rubber set 21-5. Although Maria succeed to minimize her errors in 3rd set, it only saved before interval 10-11. After that, Maria lost her spirit to balance Yihan smashing and drop shot to take 10 consecutive points and end this match.

Olympic gold medalist, Lin Dan also not at his best performance when he facing against Simon Santoso. Many smashes from Lin Dan could be returned by Simon. He also makes so many unforced error in front of the net. Meanwhile, Simon play aggressively in 1st set with his smash and lob to push Lin Dan play with his style. Unfortunately, Simon couldn’t keep his momentum in 2nd set. Lin Dan reverses the game and took it so easy for the next two set.

Another interesting match represented by Devin/Lita as the last chance for Indonesia to gather 1 last point. They’re surprising Zheng/Ma in 1st set to lead the game 20-18. But critical point syndrome canceled their winning and lost 20-22. DevTa revenge their lost in 2nd set but in the end after interval break, they’re failed to keep the rhythm and lost 14-21.

With this result, Indonesia will face against the winner of sub group 1A (Korea, red) in semifinal and China will challenge Malaysia for final ticket.

0

Japan team who get promote to group one last year having bad luck after lost to England 4-1 in narrowly matches. They will face against Hongkong which defeated by Korea to decide which country will stay in group 1 for the next Sudirman Cup event. In subgroup 2A, Thailand opened their momentum back to be the winner of group 2 after overmaster Chinese Taipei 4-1.

SESSION 1

Group 2B : Poland vs Rusia, 3-2

XD : Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk bt Vitaly Durkin/Nina Vislova 16-21, 21-13, 21-8

MS : Przemyslaw Wacha bt Vladimir Ivanov 21-18, 21-14

MD : Michal Logosz/Robert Mateusiak bt Vitaly Durkin/Alexandr Nikolaenko 21-16, 23-21

WS : Agnieszka Wojtkowska lost to Ella Diehl 10-21, 12-21

WD : Malgorzata Kurdelska/Natalia Pocztowiak lost to Nina Vislova/Valeria Sorokina 17-21, 18-21

With their experiencing players, Poland is favorable to win this match. But for Russia, after beaten Singapore and took 2 points from Poland means this sport has growth very fast. Nina Vislova not only playing clever in doubles but also attractive in mixed. They need to explore men players in singles and doubles. Alexandr/Vitaly have skills but lack of experience. Lead 20-18 in second game and have clinched to make it rubber but then their wasting their two chances to close the game. Then they have second match point 21-20 but lost again 21-21 before Polish took this set 23-21.

Group 2B : Singapore vs Netherlands 4-1

MD : Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya bt Ruud Bosch/Koen Ridder 21-11, 16-21, 21-16

WS : Zhang Beiwen lost to Judith Meulendijks 16-21, 16-21

MS : Derek Wong Zi Liang bt Eric Pang 12-21, 21-19, 21-15

WD : Yao Lei/Shinta Mulia Sari bt Yao Jie/Judith Meulendijks 15-21, 21-16, 21-17

XD : Hendri Kurniawan Saputra/Vanessa Neo Yu Yan bt Joritt De Ruiter/Ilse Vaessen 21-12, 21-14

Singapore finally shown their true performance to beat Netherlands. Zhang Beiwen who is not playing good as usual failed to steal 1 point from Judith. But her comrade, Derek Wong succeed to make an upset Eric Pang in 3 game. Shinta Mulia Sari might the weakest link of WD when she can’t return smashes from Yao Jie and Judith in the first set. But luckily Yao Lei’s placement could endure their smashing attack.

SESSION 2 (07.00 PM) :

Group 2A : Thailand vs Taipei 4-1

XD : Sudket Prapakamol/Saralee Thongthongkam bt Fang Chieh Min/Cheng Wen Hsin 21-16, 22-20

MS : Boonsak Ponsana bt Hsueh Hsuan Yi 21-18, 9-21, 21-16

WS : Salakjit Ponsana bt Chiang Pei Hsin 21-18, 21-10

MD : Sudket Prapakamol/Songphon Anugritayawon bt Cheng Hung Ling/Lin Yu Lang 20-22, 21-17, 21-19

WD : Duanganong Aroonkesorn/ Kunchala Voravichitchaikul lost to Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin 13-21, 16-21

After lost 16-21 in the first set, the Taiwanese XD pair actually control the game in 2nd set. With their smash and aggressiveness, Fang/Cheng lead the score 15-11 and 17-14. But lack of consistency in the critical points gave free consecutive points for Thai’s pair. Sudket/Saralee reach match point 20-18 but Taiwanese catch up the score before Thailand closed their chance 22-20. Boonsak get another messy day after he has to put so much effort in his two last matches. Cheng/Lin have their slighter edge when their fight against Sudket/Songphon in set 1 and 3. Sudket seems exhausting in the game after XD match but Songphon existed to cover his game in critical moments.

Group 2A : Germany vs France 5-0

XD : Johannes Schoettler/Birgit Overzier bt SylvainGrosjean/ Weny Rahmawati 19-21, 21-17, 21-16

MS : Marc Zwiebler bt Matthieu Lo Yi Ping 17-21, 21-17, 21-13

MD : Ingo Kindervater/ Michael Fuchs bt SylvainGrosjean/ Baptiste Careme 21-14, 21-15

WS : Xu Huaiwen bt Pi Hongyan 21-19, 21-13

WD : Birgit Overzier/Sandra Marinello bt Weny Rahmawati/Laura Choinet 21-17, 21-12

Tight matches in begin but easy enough in the end. Germany’s new collaboration, Johannes/Birgit shocked in the 1st set but get their rhythm back for the next two set. Marc Zwiebler also need 3 sets to beat Matthieu’s spirit. The battle between two ex-Chinese players might not interesting as usual because Pi not playing as well. Although she leveled Xu in the 1st game but lost her sparks in 2nd.

Group 1A : Korea vs Hongkong 3-2

XD : Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung bt Hui Wai Ho/Yip Pui Yin 10-21, 21-11, 21-16

MS : Shin Baek Cheol lost to Chan Yan Kit 14-21, 9-21

MD : Hwang Ji Man/Han Sang Hoon bt Albertus Susanto/Yohan Hadikusumo 21-10, 21-10

WS : Kim Moon Hi lost to Wang Chen 21-13, 15-21, 15-21

WD : Ha Jung Eun/Kim Min Jung bt Chau Hoi Wah/Chan Tsz Ka 21-7, 21-14

Hongkong almost beat Korea if they took one points from doubles match. At the first match, Yoo/Kim should play rubber set before winning over new collaboration Hui/Yip. This match also interesting with jumping smash from Yip who usually play for women’s singles. Another exciting match is women’s singles. With her experiences, Wang could make this tall-girl run over the court in 2nd and 3rd game.

Group 1B : England vs Japan 4-1

XD : Anthony Clark/Donna Kellogg bt Noriyasu Hirata/Miyuki Maeda 24-22, 21-15

MS : Andrew Smith lost bt Kenichi Tago 21-17, 19-21, 21-14

MD : Anthony Clark/Nathan Robertson bt Kenta Kazuno/Kenichi Hayakawa 23-25, 21-19, 21-18

WS : Sarah Walker lost to Sayaka Sato 15-21, 14-21

WD : Jenny Wallwork/Donna Kellogg bt Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna 21-12, 21-12

“Life and Death” match between England and Japan finally decided which country would play for play-off in subgroup 1A. Some of Japan’s players clapping pompom sticks to support their team. So badly that it wasn’t run very well. Many critical points possible to win the matches created by Japanase but unfortunately that they’d lost in the end. In mixed doubles, after thrilling behind 11-16, duo Japanese leveled the match 16-16 before took match point 20-17. But another critical points syndrome prevents them to win this set. Donna and Clark played aggressive and saved 3 times match point in row when Hirata and Satoko making so many unforced error to return the shuttle out. Clark looks relaxed and Kellogg’s stroke is more accurate in this game as placing from Clark to fist up high and finished the match 24-22.

Another disappointing result from Japanese represented by Kenichi when he has so many unforced error in 3nd game. Having ‘bad call’ when the score is 6-6, Kenichi starts to make many errors. Meanwhile, Andrew is so aggressive with his bang-smashes, 15-13. Another 3 consecutive smash make the score 18-13 before finish the match 21-14.

In MD match, Japan also frustrated with their two young pair, Kenta/Kenichi who get bad result in the end. Although can compare Nathan/Anthony in the 1st game, they failed to keep that constantly in 2nd set. Leading 18-12, another critical point syndrome just let them did many unforced error. 8 consecutive points include Clark’s smash fist up in the air reverse the score to England’s match point 20-18 and close this game 21-19. Rubber set also controlled by Japanese in the beginning of match. But when they reach 16-14, England comeback again with their momentum and gather 5 consecutive points, 19-14 before winning it 21-18.

Clark express happiness to throw his racket into the crowds because with this results, England will stay in group 1A for the next Sudirman Cup. In the other hand, Japan will play against Hongkong for play-off to decide which country will stay in group 1.

0

Asia ruled once again and knocked out 2 European countries in 2A. Although with unpredictable result when Marc Zwiebler frustrated Boonsak Ponsana in 3 set, Thailand finally took the match 3-2. In session 2, Korea is too strong for Danish when the home’s shuttlers picked up 5 points of victory against Japan.

SESSION 1

Group 2A : Taipei vs France 4-1

XD : Fang Chieh Min/Cheng Wen Hsing bt Baptiste Careme/Laura Choinet 21-15, 1-15

MS : Hsueh Hsuan Yi bt Matthieu Lo Yi Ping 21-17, 21-17

WS : Chiang Pei Hsin lost to Pi Hongyan 9-21, 15-21

MD : Fang Chieh Ming/Lee Sheng Mu bt Baptiste Careme/Sylvain Grosjean 25-23, 21-5

WD : Chien Yu Chin/Cheng Wen Hsing bt Weny Rahmawaty/Elisa Chanteur 21-9, 21-12

Pi and her comrades failed to beat another Asia country after lost from Thailand yesterday. The only point sealed by herself again Chiang Pei Hsin. Taiwanese open their big chance to be the winner of group 2 and promote to group 1.

Group 2A : Thailand vs Germany 3-2

XD ; Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam bt Kristoff Hopp/Birgit Overzier 21-12, 21-13

MS : Boonsak Ponsana lost to Marc Zwiebler 21-7, 19-21, 17-21

WS : Porntip Buranaprasertsuk lost to Xu Huiawen 21-12, 13-21, 11-21

MD : Sudket Prapakamol/Saralee Thongthongkam bt Ingo Kindervater/ Michael Fuchs 21-17, 21-16

WD : Duanganong Aroonkesorn/ Kunchala Voravichitchaikul bt Birgit Overzier/Sandra Marinello 21-13, 21-19

Another surprising match represented by Marc Zwiebler. After thrilling behind 9-12, Marc leveled the second set 12-all. Boonsak has opportunity to take this game when he equals the point 16-all after down 12-16. But Marc never let it be easy. Play more aggressively he reaches match point 20-17 and close this set 21-19. Unfortunately Germany couldn’t ask more for doubles. With their experience, Sudket, Saralee and Kunchala sealed another 3 points of victory.

SESSION 2

Group 1 A : Korea vs Denmark 4-1

XD : Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung bt Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen 21-16, 21-14

MS : Park Sung Hwan lost to Peter Gade 16-21, 18-21

MD : Jung Jae Sung/Lee Yong Dae bt Mathias Boe/Carsten Mogensen 23-21, 21-10

WS : Hwang Hye Youn bt Nanna Brosolat Jensen 10-21, 21-8, 21-11

WD : Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won bt Kamilla Rytter Juhl/Lena Frier Kristiansen 21-13, 21-17

As many people predicted, without Tine Denmark might only steal 1 point from favorite winner of 1A, Korea. One of interesting match was in MD when Jung/Lee took their revenge over the Danes after lost in the final match Korea Super Series 2009. Boe/Nuller performed very well with their big smash and play aggressively. Having their slight to win the first set when they reach match point 20-17 and 21-20, but critical point syndrome reversed the result for Korea, 23-21.

Group 1 B : China vs Japan 5-0

MD : Fu Haifeng/Cai Yun bt Kenta Kazuno/Kenichi Hayakawa 21-14, 21-13

WS : Wang Yihan bt Mayu Sekiya 21-10, 22-20

MS : Lin Dan bt Sho Sasaki 21-12, 21-13

WD : Du Jing/Yu Yang bt Mizuki Fukii/Reika Kakiiwa 21-10, 21-9

XD : Zheng Bo/Ma Jin bt Noriyasu Hirata/Satoko Suetsuna 21-11, 25-23

After won 5-0 over England, the Chinese doubled their glory to beat Japan 5-0. The Japanese too close to make it rubber in WS and XD. Yihan locked with her unforced error in the 2nd set and thrilling behind 7-15 before she close the gap 16-17. Sekiya took match point 20-18 but Yihan couldn’t let it easy and forced to end this set 23-21. Another trick of victory also taken by Noriyasu and Satoko when they’d fallen behind 15-18 then equal the score 18-all. Noriyasu/Satoko push the Chinese to the high tense of critical point. With only 1 ‘gap’ point until 23-all, Zheng/Ma finally cracked the score 25-23.

Tomorrow’s Matches (13 May 2009) :

SESSION 1 (01.00 PM) :

Group 2B : Poland vs Rusia, Singapore vs Netherlands

SESSION 2 (07.00 PM) :

Group 2A : Thailand vs Taipei, Germany vs France

Group 1A : Korea vs Hongkong

Group 1B : Japan vs England

0

After 2 Asia country beat two European on the group 2A at yesterday matches, regaining surprise comes from two European country which is one of them beat favorite country from Asia, Singapore. In the 2nd session, Indonesia booked first semifinal ticket after winning over England 4-1. Meanwhile, Malaysia also beat Hongkong 4-1 and challenges Denmark for seminal spot.

SESSION 1

Group 2B

Russia vs Singapore 3-2

XD : Alexandr Nikolaenko/Valeria Sorokina bt Hendri Kurniawan/Vanessa Neo 19-21, 21-15, 21-13

MS : Valdimir Malkov bt Derek Wong Zi Liang 21-17, 21-17

MD : Vitaly Durkin/Alexandr Nikolaenko lost from Hendri Kurniawan/Hendra Wijaya 9-21, 13-21

WS : Ella Diehl lost from Xing Aiying 8-21, 10-21

WD : Nina Vislova/Valeria Sorokina bt Yao Lei/Shinta Mulia Sari 17-21, 21-18, 21-5


As their promises for Olympic 2016, the new comer Russia not only shines in their continent but also fabulous for favorite team like Singapore. After Li Li, Ronald Susilo, Jiang Yanmei and Li Yujia resigned from the team, Singapore looking very hard to reach their glorious moments. In the other hand, Russia rise up their doubles specially in the women’s team. Nina Vislova make her record to secure 2 winning points for her country.


Netherlands vs Poland 3-2

MD : Ruud Bosh/Koen Ridder bt Michal Logosz/Robert Mateusiak 11-21, 21-10, 21-10

WS : Judith Meulendijks bt Natalia Pocztowiak 21-12, 21-13

MS : Dicky Palyama lost from Przemyslaw Wacha 21-15, 15-21, 13-21

WD : Yao Jie/Judith Meulendijks bt Malgorzata Kurdelska/Agnieszka Wojtkowska 21-14, 21-15

XD : Joritt De Ruiter/Paulien Van Dooremalen lost from Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk 12-21, 10-21

After Hongkong succeed with new collaboration, Wang Chen and Zhou Mi, Netherlands also celebrated their winning over Poland’s team. Judith Meulendiks not only playing great in singles. She’s also wonderful in doubles with Yao Jie. Polish officially could take this match if Robert and Michal played their part on the way and perform with their experience.


SESSION 2

Group 1B : Indonesia vs England 4-1

MD : Bona/Ahsan lost from Nathan Robertson/Anthony Clark 11-21, 21-18, 22-24

WS : Adriyanti Firdasari bt Sarah Walker 21-12, 21-18

MS : Simon Santoso Andrew Smith 21-15, 21-14

WD : Greysia Polii/Nitya Krishinda bt Jenny Wallwork/Gabrielle White 21-15, 21-7

XD : Nova/Liliyana bt Anthony Clark/Donna Kellogg 21-15, 21-10


Although with their 2nd layer, Indonesia succeed to beat England 4-1 and secured semifinal spot. Bona/Ahsan open the game with hilarious match specially on the third set. After thrilling behind 10-15, Bona/Ahsan raised and leveled 19-all before take match point 20-19. Clark ended their lucky with his smash 20-20 and steal advantage from their nerveous to win 24-22 after Bona sent the shuttle into net. Firda leveled the score 1-1 when she beat world #124, Sarah Walker. Simon added another 1 point against Andrew Smith in the controversial match with some ‘bad calling’ from line judge. Greysia/Nitya looks little bit slower on the beginning of set but too strong in the end of match. After leading 3-1, world #1, Nova/Liliyana plays relax and knocked out Anthony/Donna with unpredictable match. It seems that Anthony too tired for playing well after his first match with Nathan.


Group 1A : Malaysia vs Hongkong 4-1

XD : Mohd Fairuz/Wong Pei Tty bt Yohan Hadikusumo/Chau Hoi Wah 21-17, 21-16

MS : Lee Choong Wei bt Hu Yun 21-16, 21-8

MD : Koo Kien Keat/Tan Boon Heong bt Albertus Susanto/Hui Wai Ho 21-12, 21-19

WS : Wong Pei Xian Julia lost from Yip Pui Yin 17-21, Retired

WD : Wong Pei Tty/Chin Eei Hui bt Wang Chen/Chan Tsz Ka 20-22, 21-10, 21-15


Hongkong unfortunately waste their chance to beat Malaysia. Wang Chen put some miracle on the first set but failed for the next two set without Zhou Mi. Based on yesterday match, Zhou Mi actually played better in doubles rather than Wang Chen. Another ex-Chinese player, Hu Yun would be an investment for Hongkong although not very success on his first match. Yip Pui Yin took advantage from Wong Pei Xian after she fell down and got left ankle injury on the second match. With so many ex-Chinese players, Hongkong should be more solid if they could dissolve Men’s Doubles problem as their weakest link.

0
Jumat, 09 Januari 2009

Kamis, 8 Januari 2009 | 16:31 WIB
KUALA LUMPUR, KAMIS — Nova Widianto/Liliyana Natsir maju
ke perempat final Malaysia Super Series 2009. Langkah
ganda campuran nomor satu dunia tersebut terbilang mulus
karena mereka langsung menang dua game.

Pada laga di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Kamis
(8/1), Nova/Liliyana menyingkirkan rekan senegaranya,
Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita, dengan skor 21-17
dan 21-16 dalam waktu 29 menit.

Di babak delapan besar nanti, peraih medali emas Olimpiade
Beijing 2008 tersebut akan menghadapi Chen Hung Ling/Chou
Chia Chi. Pasangan Taiwan tersebut lolos setelah menang
21-19 dan 26-24 atas pasangan Denmark yang merupakan
unggulan keenam Rasmus Bonde/Helle Nielsen.

Sayang, keberhasilan Nova/Liliyana tak diikuti Muhamad
Rijal/Vita Marissa. Ganda campuran Indonesia ini harus
mengakui kehebatan pasangan Denmark, Joachim Fischer
Nielsen/Christinna Pedersen, dalam pertarungan rubber set,
14-21, 21-18, dan 18-21.

Gugurnya Rijal/Vita membuat Indonesia kini tinggal
berharap pada Nova/Liliyana sebagai satu-satunya pasangan
yang tersisa di nomor ganda campuran Malaysia Super
Series. (LOU)

0
Rabu, 07 Januari 2009

Senin, 5 Januari 2009 | 21:19 WIB

JAKARTA, SENIN - Ketua Umum PB PBSI, Djoko Santoso
berharap akan munculnya atlet muda potensial yang
dihasilkan di setiap turnamen yang digelar, khususnya pada
kejuaraan bulutangkis Pertamina Open II, yang berlangsung
di GOR Asia Afrika, Gelora Bung Karno, Senayan, mulai
Senin (5/1) hingga Sabtu (10/1) mendatang.

"Melalui kejuaraan seperti ini merupakan sarana untuk
memantau hasil pembinaan. Kejuaraan ini sejalan dengan
program PB PBSI yang ingin memperbanyak turnamen
berkualitas untuk mencari bibit baru, yang nanti mampu
mencetak prestasi di tingkat dunia," kata Djoko, pada
acara pembukaan kejuaraan bulutangkis itu.

Selain mencari bibit baru, menurut Djoko, kejuaraan ini
untuk lebih memasyarakatkan olahraga bulutangkis di tahan
air. "Kejuaraan ini harus dimulai dengan semangat
kebangsaan dan kebersamaan. Untuk bisa mencapai prestasi
diperlukan disiplin dan menjaga semangat nasionalisme, "
papar Djoko, yang juga Panglima TNI tersebut.

Sementara itu Direktur Utama Pertamina, Ari Soemarno,
mengatakan bahwa Pertamina memiliki kepedulian terhadap
perkembangan prestasi atlet di Indonesia, baik sebagai
sponsor kejuaraan maupun dalam hal pembinaan atlet muda
dimasa mendatang.

"Saat ini masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak
manajemen Pertamina. Kami sangat komitmen ingin mengangkat
prestasi atlet bulutangkis, baik melalui kejuaraan maupun
melalui pembinaan. Kami menyadari bulutangkis adalah
cabang olahraga yang mampu mengharumkan nama bangsa di
pentas dunia," katanya.

Kejuaraan bulutangkis Pertamina Open II diikuti seribu
atlet dengan mempertandingkan enam kategori, meliputi
tunggal remaja putra/putri, tunggal taruna putra/putri,
ganda taruna putra/putri, tunggal dewasa putra/putri,
ganda dewasa putra/putri, ganda veteran total usia 90
tahun dan ganda veteran dengan total usia 100 tahun
(khusus karyawan).

Kejuaraan berhadiah total Rp 200 juta ini diselenggarakan
dalam rangkaian HUT ke-51 Pertamina yang jatuh pada 10
Desember lalu, Lebih lanjut Djoko juga merespon baik
rencana Pertamina yang akan mendirikan klub bulutangkis.

0

SEMARANG--MI: Pebulu tangkis nasional ganda putra asal
Jawa Tengah, Luluk Hadiyanto yang tidak masuk daftar atlet
yang dipanggil masuk pelatnas 2009, akhirnya pindah ke
Amerika Serikat.

Ketua Pengurus Daerah Persatuan Bulu Tangkis Seluruh
Indonesia (Pengda PBSI) Jawa Tengah HM Anwari di Semarang,
Senin mengatakan pebulu tangkis PB Djarum Kudus itu pindah
ke Amerika Serikat karena meneruskan kuliah di Negeri
Paman Sam tersebut.

"Mulai bulan Januari ini Luluk Hadiyanto sudah berada di
Amerika Serikat, dan yang bersangkutan juga sudah mundur
dari pelatnas," kata Anwari yang juga salah seorang
pengurus PB PBSI di bawah kepemimpinan Djoko Santoso
periode 2008-2012.

Menurut dia, prestasi Luluk yang biasa berpasangan dengan
Alvent Yulianto dari Jawa Barat sudah sulit dikembangkan
untuk bisa bersaing dengan para pebulu tangkis dunia.

Pasangan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto akhir-akhir ini
jarang turun pada berbagai kejuaraan internasional,
apalagi Alvent sudah konsentrasi turun pada nomor ganda
campuran.

Beberapa pebulu tangkis yang pindah ke Amerika Serikat
seperti Toni Gunawan, juga dengan alasan meneruskan
kuliah, tetapi Toni masih sering turun di berbagai
kejuaraan internasional berpasangan dengan teman lamanya,
Chandra Wijaya.

Bahkan Toni juga sempat bermain untuk Jawa Timur pada
Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII/2008 di Kalimantan
Timur.

Pada pemanggilan tahap pertama untuk pelatnas 2009
sebanyak 22 atlet. Dari jumlah itu, enam di antaranya
berasal dari Jawa Tengah yang merupakan atlet PB Djarum
Kudus.

Mereka adalah Maria Kristin (tunggal putri), Ryan
Sukmawan/Jonatan Suryaatmadja dan Muhammad Ahsan(ganda
putra), Shandy Puspa/Meliana Jauhari (ganda putri), serta
Muhammad Rizal (ganda campuran).

Menurut dia, masih ada pemanggilan tahap berikutnya
terutama untuk pebulu tangkis pratama.

"Pemanggilan tahap pertama itu untuk dipersiapkan
mengikuti event-event internasional dalam bulan ini
(Januari, red) seperti Kejuaraan Malaysia Terbuka dan
Korea Terbuka," katanya. (Ant/OL-01)

Selasa, 06 Januari 2009 13:27 WIB
Nehwal Incar Lima Besar Dunia pada 2009

MUMBAI--MI: Saina Nehwal melupakan kekecewaannya tidak
mendapatkan medali Olimpiade karena menjadi atlet pertama
India yang masuk urutan 10 besar peringkat bulu tangkis
dunia Desember lalu dan remaja itu mengincar urutan atas
pada 2009.

Nehwal menjadi atlet pertama India yang maju ke putaran
perempat final bulu tangkis Olimpiade, Agustus lalu, namun
kalah setelah memimpin 11-5 saat berhadapan dengan peraih
medali perunggu Maria Kristin Yulianti dari Indonesia.

"Saya kecewa berat ketika itu tetapi saya berbisik kepada
diri saya sendiri bahwa saya bisa mengikuti sekali atau
dua kali lagi Olimpiade bila saya bermain bagus. Untuk itu
saya harus mengalahkan pemain tingkat atas dan saya
mencoba melakukannya, " katanya.

Nehwal, juara nasional India yang dilatih juara
All-England, Pullela Gopichand, naik dari urutan ke-33
dunia pada awal 2008 menjadi ke urutan ke-10 dan ia
medapat perhatian dan dianggap sebagai atlet yang
menjanjikan oleh badan olahraga itu, Federasi Bulu Tangkis
Dunia (BWF).

"Pelajaran yang saya timba selama ini adalah jangan
terlalu menganggap mudah dan jangan terlalu terfokus pada
satu hal, apakah ketika sedang memimpin atau sedang kalah
dan jangan terlalu merasa takjub," katanya menyinggung
ketika ia dikalahkan Maria Kristin di perempat final.

"Bila saya sedang memimpin, saya selalu berpikir tentang
semifinal," katanya. (Ant/OL-02)

0

Selasa, 6 Januari 2009 | 01:05 WIB
Jakarta, Kompas - KONI Pusat membuka pelatnas SEA Games
2009 untuk 750 atlet dari 22 cabang olahraga. Selasa ini,
KONI mulai membuka konsultasi bagi induk organisasi
terkait penentuan atlet yang disiapkan untuk pelatnas.

”Konsultasi ini kami lakukan untuk menyamakan pandangan
serta penjelasan mengenai kriteria atlet yang ikut
pelatnas. KONI hanya membuat kriteria. Siapa orangnya,
terserah pengurus cabang olahraga,” kata Wakil Ketua Umum
KONI Pusat Hendardji Supandji seusai rapat internal KONI,
Senin (5/1) di Jakarta.

Hendardji menambahkan, konsultasi akan dilakukan selama
dua minggu. Setiap hari, KONI akan melakukan konsultasi
dengan empat atau lima pengurus cabang olahraga yang
berbeda.

”Selama dua minggu itu, masing-masing PB juga kami minta
untuk menyerahkan nama-nama atletnya. Setelah itu, akan
kami tetapkan dengan surat keputusan,” ujar Hendardji.

Seperti diberitakan sebelumnya, pelatnas hanya akan
diikuti atlet peraih medali emas dan runner-up pada
kejuaraan nasional terakhir. Kalau tidak ada kejurnas,
peraih medali emas dan perak pada Pekan Olahraga Nasional
yang diambil.

Selain itu, atlet tersebut harus berusia di bawah 25
tahun. Kalau usianya di atas 25 tahun, pemegang peringkat
ketiga dari PON atau kejurnas yang berusia di bawah 20
tahun juga bisa diikutsertakan.

Mengenai atlet yang sudah tergabung dalam Program Atlet
Andalan, Hendardji mengatakan, program itu bukan program
pelatnas KONI. Karena itu, belum tentu semua atlet yang
masuk Program Atlet Andalan bisa ikut pelatnas SEA Games.

”Yang pasti kami sudah menetapkan kriteria. Soal nama
atlet, sekali lagi, PB yang menentukan,” ujarnya.

SEA Games 2009 yang akan dilangsungkan di Laos
mempertandingkan sebanyak 25 cabang olahraga. Indonesia
hanya mengikuti 22 cabang olahraga.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi KONI Mulyana menambahkan,
selain untuk SEA Games, sebagian atlet yang tergabung
dalam pelatnas akan diterjunkan di beberapa kegiatan
multievent, seperti Asian Martial Art di Bangkok,
Thailand, tanggal 25 April-3 Mei. Pada event itu akan
dipertandingkan sembilan cabang olahraga beladiri.

Setelah Asian Martial, juga ada Asian Youth Games I di
Singapura dan Asian Indoor Games III di Vietnam. (OTW)

0

Rabu, 07 Januari 2009 | 01:59 WIB
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Juara Olimpiade 2004, Taufik Hidayat
menjadi bintang terbaru yang mengundurkan diri dari Kejuaraan
Bulutangkis Super Seri Malaysia Terbuka yang akan memainkan babak
utama di Stadium Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Rabu (7/1).
Demikian seperti yang dilaporkan situs harian Utusan Malaysia, Selasa.

Turnamen yang menjadi pembuka tirai 2009 berhadiah US$ 200 ribu (Rp
2,2 miliar) itu, sebelumnya juga sudah kehilangan bintang dunia dari
Cina setelah negara tersebut enggan mengirimkan pemain utamanya dalam
tiga kejuaraan, Final Masters 2008, Malaysia Terbuka, dan Korea Terbuka.

Kendatipun belum ada pernyataan resmi yang diberikan oleh kubu
Indonesia mengenai penarikan diri Taufik, namun cidera lama yang
belakangan kembali menghantui juara dunia 2005 itu diyakini menjadi
penyebab utama sehingga dia terpaksa melupakan angan untuk menjuarai
turnamen ini.

Taufik, juara Terbuka Malaysia 2000, sebelumnya juga pernah menyatakan
keinginan mundur dari turnamen Final Masters Super Seri di Kota
Kinabalu bulan lalu tetapi akhirnya membatalkan niat tersebut.

Absennya Taufik barangkali mengecewakan para pendukung Merah Putih,
namun hal itu justru membawa berkah bagi pemain belia Malaysia, Chong
Wei Feng yang tidak perlu berpeluh keirngat melewati babak
kualifikasi. Sebaliknya, dia akan memulai perjuangan di babak pertama
dengan menantang Chan Yan Kit dari Hong Kong.

Sementara itu, dalam babak kualifikasi yang dilangsungkan Selasa (6/1)
pagi, mantan pemain nasional Candra Wijaya yang mencoba peruntungan di
ganda campuran bersama atlet Singapura Li Yujia, gagal menapak ke
babak utama setelah disingkirkan ganda tuan rumah, Thien How Hoon/Chin
Eei Hui, 17-21, 8-21.

0

Memulai pertandingangan dengan tempo yang tidak terlalu cepat, Nova / Lyly cukup banyak membuang bola dengan beberapa kali melakukan unforced error yang kebanyakan adalah bola yang terlalu melebar dari lapangan. Namun bukan juara dunia namanya kalau tidak bisa keluar dan memimpin perolehan angka, sekejap saja mereka langsung leading 11-8 untuk interval.

Namun tetap saja masih banyak unforced error yang kerap terjadi, membentur net. Tercatat sekitar 5-7 angka memberikan angka kepada lawan. Lyly pun tidak nampak terlalu garang, hanya sesekali saja ketika berada di belakangan, melakukan serangan dengan smash tajam. Dan itu berhasil dilakukan untuk akhirnya memenangkan set pertama dengan 21-14.

Di awal set kedua, memang saling terjadi unforced error dari dua pasangan itu baik dari Korea maupun Indonesia, ya apalagi kalau bukan melebar atau membentur net. Memang di set kedua ini Korea lebih banyak melakukan kesalahan yang fatal, kebanyakan dilakukan oleh Ha Jueng Eun, yang akhirnya membuat Indonesia leading 11-8 untuk interval.

Sepertinya pertandingan ini juga timpang sebelah alias tidak seimbang, karena saya melihat Nova/Lyly-pun tidak mengeluarkan energi sampai terlalu banyak untuk menghadapi ganda korea yang lolos dari kualifikasi ini. Sepertinya ini dijadikan oleh Nova / Lyly sebagai pertandingan pemanasan sekaligus mencoba lapangan. Selepas pertandingan mereka pun terlihat santai dan pelatih Richard Mainaky pun tidak banyak berkomentar selama interval di dua set tersebut.

0

Indonesia berharap sindrom Awal tahun tidak kembali menerpa pemain-pemain Indonesia yang akan mengikuti turnamen Bulutangkis Malaysia Super Series 2008 yang berlangsung di Stadium Putra Bukit Jjalil berhadiah USD 200.000.

Meski tidak diikuti pemain-pemain andalan China, Di tunggal putri harapan meraih gelar juara semakin tipis setelah andalan tunggal putri Indonesia, Maria Kristin mundur karena cidera serta undian tidak menguntungkan menerpa Pemain-pemain Tunggal Putri Indonesia. Pia Zebadiah harus sudah berhadapan dengan unggulan ke enam Wong Mew Chow dari Malaysia di babak pertama, sedangkan Adrianti Firdasari jika mampu melewati Megumi Teruno dari Jepang di babak pertama akan berhadapan menghadapi Unggulan ke empat Pi Hongyan dari Perancis di babak kedua.

Dengan mundurnya Taufik Hidayat, peluang Indonesia meraih gelar juara di tunggal putra bertumpu pada Sonny, Simon, Andre dan Alamsyah. Di turnamen pembuka awal tahun 2009, Andre kurniawan yang turun dengan bendera Djarum akan menantang unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei dibabak pertama. Sedangkan Alamsyah Yunus harus merangkak dari babak kualifikasi.

Turnamen Malaysia Super series menjadi turnamen pertama bagi pasangan baru Luluk Hadiyanto / Candra Wijaya, Alvent Yulianto / Hendra Aprida gunawan, dan Joko Riyadi / Rendra Wijaya. Mohamad Ahsan / Bona Septano akan menjajal pasangan baru Luluk Hadiyanto / Candra Wijaya di babak pertama.

Tiga ganda putri Indonesia akan mencoba pertaruhan di Malaysia Super Series 2008. Sayangnya Unggulan ke tiga Vita Marissa / Lilyana Natsir berada satu grup dengan unggulan ke delapan Shendy Puspa Irawati / Meliana Jauhari. Nasib kurang menguntungkan di alami pasangan Lita Nurlita / endang Nursugianti karena harus langsung berhadapan dengan unggulan ke enam Gao Ling / wei Yili asal china di babak pertama.

Di ganda Campuran, Indonesia menurunkan enam pasang. Jika di babak pertama Davin Lahardi / Lita Nurlita mampu mengalahkan pemain Malaysia, maka di babak kedua telah menunggu Unggulan utama Nova Widianto / Liliyana Natsir. Di babak pertama Pasangan Pelatnas Muhamad Rijal / Vita Marisa akan menghadapi Pasangan Djarum Fran Kurniawan / Shendy Puspa Irawati. Dua pasang Ganda campuran Indonesia lainnya masing-masing akan menghadapi Pasangan-pasangan Thailand Yang lebih diunggulkan. Rendra Wijaya / Meliana Jauhari harus menghadapi unggulan ke empat Sudket Prapakamol / Saralee Thoungthongkam, sedangakan Anggun Nugroho / Endang Nursugianto akan mencoba unggulan ke delapan Songphon Anugritayawon / Kunchala Voravichitchaikul

0

KUALA LUMPUR, SELASA - Harapan Candra Wijaya untuk tampil
di nomor ganda campuran Malaysia Super Series 2009 pupus.
Pebulu tangkis Indonesia tersebut yang berpasangan dengan
pemain Singapura Yujia Li tersingkir dari babak
kualifikasi setelah menyerah stright set atas pasangan
Malaysia yang menjadi unggulan keempat Hoo Thien How/Chin
Eei Hui.

Dalam laga yang berlangsung Selasa (6/1) selama 20 menit,
Candra/Li menyerah 17-21 8-21. Setelah sempat memberikan
perlawanan gigih di set pertama, pasangan "gado-gado"
tersebut tak berdaya di set kedua karena sejak skor 1-1,
mereka terus tertinggal hingga akhirnya menyerah kalah.

Gagal di nomor ganda campuran bukan berarti Candra sudah
hilang kesempatan untuk tampil di Malaysia Super Series
2009. Pasalnya, di nomor ganda putra dia langsung masuk ke
babak utama.

Kali ini Candra "berselingkuh" karena berpasangan dengan
Luluk Hadiyanto--biasanya Candra berpasangan dengan Tony
Gunawan. Mereka akan tampil pada hari Rabu nanti dan
langsung melawan pasangan Indonesia lainnya, Muhammad
Ahsan/Bona Septano. (LOU)

0

KUALA LUMPUR, SELASA — Dua tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro
dan Andre Kurniawan Tedjono, akan menghadapi dua pemain
andalan tuan rumah di babak awal Malaysia Terbuka Super
Series, Rabu (7/1).

Sony yang diunggulkan di tempat kedua akan ditantang
pemain veteran Malaysia, Wong Choong Hann. Meski tidak
diunggulkan dan sudah berumur, Choong Hann merupakan kuda
hitam yang sering merepotkan pemain-pemain utama
Indonesia.

Sementara itu, Andre ketiban sial karena langsung
berhadapan dengan unggulan pertama turnamen, Datuk Lee
Chong Wei, yang juga merupakan pemain tuan rumah. Chong
Wei merupakan pemain peringkat pertama dunia dan dianggap
sebagai favorit kuat untuk menjadi juara di kandangnya.

Desember lalu, Chong Wei yang mendapat gelar kehormatan
"Datuk" seusai meraih medali perak Olimpiade Beijing,
menjuarai turnamen penutup tahun, World Super Series
Master Final di Kota Kinabalu.

Pertandingan babak awal Malaysia terbuka Super Series,
Rabu besok juga ditandai beberapa partai perang saudara
antarpemain Indonesia. Di ganda putra, Muhammad Ahsan/Bona
Septano harus menghadapi pasangan senior mereka, Luluk
Hadiyanto/ Candra Wijaya. Sebelumnya, Luluk biasa
berpasangan dengan Alvent Yulianto, sementara Candra
berpasangan dengan Tony Gunawan yang kini berdomisili di
Amerika Serikat.

Perang saudara juga akan terjadi di nomor ganda campuran.
Unggulan 7, Muhammad Rijal/Vita Marissa, akan menghadapi
ganda campuran Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati.

Berikut jadwal pemain Indonesia, Rabu (7/1):
Tunggal putra:
Lee Chong Wei [1] [MAS]-[INA] Andre Kurniawan Tedjono
Simon Santoso [8] [INA]-[IND] Arvind Bhat
Wong Choong Hann [MAS]-[INA] Sony DWI Kuncoro [2]

Tunggal putri:
Adrianti Firdasari [INA]-[JPN] Megumi Taruno
Pia Zebadiah Bernadet [INA]-[SIN] Chen Jiayuan

Ganda putra:
Muhammad Ahsan [INA]/Bona Septano [INA]-[INA] Luluk
Hadiyanto/[INA] Candra Wijaya
Wijaya Rendra [INA]/Joko Riyadi [INA]-[KOR] Ko Sung
Hyun/[KOR] Kwon Yi Goo
Markis Kido [1] [INA]/Hendra Setiawan [INA]-[SIN] Hendri
Kurniawan Saputra/[SIN] Hendra Wijaya
Khoo Chung Chiat [MAS]/Ong Jien Guo [MAS]-[INA] Alvent
Yulianto Chandra/[INA] Hendra Aprida Gunawan

Ganda putri:
Vita Marissa [3] [INA]/Liliyana Natsir [INA]-[TPE] Chen
Hsiao Huan/[TPE] Chen Shih Ying
Lita Nurlita [INA]/Endang Nursugianti [INA]-[CHN] Gao Ling
[6]/[CHN] Wei WEI

Ganda campuran:
Nova Widianto [1] [INA]/Liliyana Natsir [INA]-[KOR] Ko
Sung Hyun/[KOR] Ha Jung Eun
Muhammad Rijal [7] [INA]/Vita Marissa [INA]-[INA] Fran
Kurniawan/[INA] Shendy Puspa Irawati
Ong Jien Guo [MAS]/Chong Sook Chin [MAS]-[INA] Devin
Lahardi Fitriawan/[INA] Lita Nurlita
Wijaya Rendra [INA]/Meiliana Jauhari [INA]-[THA] Sudket
Prapakamol [4]/[THA] Saralee Thoungthongkam

0

Kita semua tentu masih ingat bagaimana setahun yang lalu, tunggal putri Denmark Camilla Martin yang menjadi juara dunia tunggal putri tahun 1999. Seperti layaknya beberapa pemain, sesudah menjadi juara di sebuah kejuaraan bergengsi, maka pelan namun pasti, prestasi segera mengalami penurunan yang cukup signifikan. Entah apa yang terjadi memanglah masih sebuah misteri, karena beberapa pemain memiliki alas an yang berbeda mengapa mereka mengalami hal tersebut.

Namun yang menarik saat itu adalah, sebuah kenyataan yang mengatakan bahwa terjadi gap yang cukup jauh antara Camilla Martin dengan tunggal kedua mereja yang pada saat itu adalah Tine Rasmussen, apalagi dengan tunggal ketiga mereka yang salah satunya adalah Camilla Sorensen. Saat itu Tine seakan akan tenggelam dalam bayang bayang Camilla Martin dan tidak terlalu bagus dalam penampilannya.

Kemarin, saya berkesempatan melakukan wawancara dengan Morten Fross Hansen. Dia mengatakan bahwa apa yang terjadi di era Camilla Martin, kembali lagi terjadi di era Tine Rasmussen. Saat ini bias dikayakan ada gap yang bahkan menurutnya lebih jauh antara Tine dengan Nana Brosolat apalagi dengan Camilla Sorensen yang stagnant dan tidak mengalami kemajuan berarti. Inilah yang menjadi penyebab kegagalan tim Denmark pada saat Sudirman Cup 2005 di Anaheim Amerika Serikat pada saat menghadapi Indonesia. Kita masih ingat saat itu Tine harus memberikan kesempatan kepada Camilla Sorensen karena dia mengalami cedera dan digantikan oleh Camilla Sorensen yang berhadapan dengan Fransisca Ratnasari.

Untuk kedepan, memang Morten Fross Hansen akan lebih memboost up tim junior untuk bisa segera naik dan menggantikan senior mereka yang sudah tidak mungkin lagi diharapkan untuk mendulang prestasi cemerlang karena faktor usia. Termasuk di lini putra mereka yang juga mengalami gap yang cukup jauh antara Peter Gade , Kenneth Jonassen dengan Joachim Persson dan Jan O Jorgensen. Hal in imengulang masa masa Poul Erik Hoyer Larsen yang saat itu bisa dikatakan sendiri saja bersaing dengan tunggal putra dari Indonesia, China dan Malaysia. Dia-pun berhasil meraih emas pertama tunggal putra bulutangkis untuk Denmark.

Lalu di nomor ganda pun bernasib sama, mereka sejak dahulu melakukan perombakan pasangan untuk melakukan mix and match dan tidak ada yang menjadi pasangan tetap. Satu dekade yang lalu kita mengenal pasangan Rikke Olsen / Helena Kikegaard dan juga ada Marlene Thompson / Lisbet Stuer Lauridsen yang cukup memberikan persaingan yang cukup ketat. Bahkan walau saat itu ada pasangan raksasa Ge Fei/Gu Jun dan Gil Young Ah/Jang Eye Hock, pasangan Olsen/Helena menembus semifinal Olimpiade Atlanta 1996.

Di nomor ganda putra, dahulu mereka memang sempat memiliki Jon Holst Cristensen/Thomas Lund dan Michael Sogaard/Henrik Svarrer, namun pun tidak terlalu berprestasi, bahkan bisa dikatakan ganda putra mereka saat ini Paaske/Rasmussen lebih mencuat disbanding pendahulunya. Di nomor ganda campuran Michael Sogaard berpasangan dengan Rikke Olsen sempat menembus semifinal Olimpiade Sydney 2000.

Para masa mereka masih bersaing di kancah perbulutangkisan dunia, mereka bisa dikatakan meninggalkan junior mereka tenggelam bak di telan bumi. Karena pada saat itu Peter Gade tidak membayang bayangi Poul Erik, menandakan bahwa ketika para senior itu masih aktif, para junior bak tidur tidak memperlihatkan aksi mereka di beberapa turnamen yang kala itu masih disebut Grand Prix. Nah sekarang semua itu sepertinya berulang dan terjadi lagi. Apakah ini semua memang tradisi atau hanyalah kebetulan? Mari kita lihat perkembangan pemain pemain junior dari Denmark.

0

Lima unforced error berturut turut dilakukan oleh Megumi Taruno bahkan bisa dikatakan 7 angka pertama yang didapatkan Firda, 6 diantaranya adalah kesalahan dari Megumi yang melebarkan bola sampai keluar lapangan Firda.

Interval dilakukan pada saat angka 11-2 untuk Firda. Awal yang sangat bagus untuk Firda. 12-2 pun diraih oleh Firda dengan sangat mudah tanpa duel yang panjang. 2 angka diraih Megumi setelah smashnya ke arah backhand Firda, tidak dapat dikembalikan.

Megumi banyak sekali melakukan kesalahan dengan banyak membuang bola kearah belakangan Firda, bahkan ketika dikembalikan net oleh Firda, Megumi tidak dapat mengejar bola itu. 18-4 diraih Firda tanpa kendala yang sangat berarti. Smpai akhirnya 19-5 untuk Firda. 3 unforced error sempat dilakukan Firda dengan melebar dan membentur net, sebelum akhirnya menyudahi perlawanan Megumi Taruno 21-8 di set pertama. Awal yang cantik dan mudah bagi Firda.

Sama halnya dengan set pertama 5 angka pertama diraih Firda dengan bantuan unforced error dari Megumi. Namun hal sebaliknya terjadi ketika Firda mencapai angka 6, Megumi mengejar hingga 7-6 juga karena unforced error. Namun setelah itu Firda terlihat mengendalikan permainan walau sesekali masih melebar dan membentur net, namun bola bola kejutan dari Firda membuat Megumi hanya terbengong-bengong saja melihat pengembalian Firda seperti net silang dan lob panjang disaat Megumi mati langkah. Akhirnya dengan mudah 21-8,21-13 Firda memenangkan pertandingan pertamanya melawan pemain yang selalu menyuarakan "haii" ( Iya dalam Bahasa Jepang) setiap kali ingin service atau menerima service. Kembali....Awal yang bagus untuk Indonesia.

0

Langsung menggebrak pertandingan dengan menyerang, dan berhasil menembus pertahanan Hoon Thuen How / Lim Kim Wah. Banyak memberikan bola yang mengambang di depan net dan langsung saja disambar dengan cop keras dari Malaysia . Setelah leading 11-8, pertandingan berjalan lebih ketat dengan skor imbang 12-12.

Terlihat sekali bermain dengan irama cepat dan terkesan terburu buru untuk menghabiskan bola dengan permainan bola keras dan tajam menghujam pertahanan ganda Malaysia . Akhirnya mereka pun tertinggal 16-13. Adu smash dan adu drive diperlihatkan kedua pasangan. Banyak membiarkan mereka diserang dan sepertinya sulit keluar dari tekanan membuat akhirnya kalah 17-21 di set pertama

Di set kedua, pasangan Indonesia langsung memimpin 3-1. Pasangan Malaysia sepertinya ingin langsung menyelesaikan pertandingan. Pasangan Indonesia mendapat keuntungan dengan banyaknya unforced error dan akhirnya memimpin 11-3 untu interval. Banyak menurunkan bola untuk menyerang adalah permainan yang diperlihatkan di paruh awal babak kedua. Memimpin 15-9 membuat pasangan Indonesia terus menekan dan menyerang. AKhirnya menang did et kedua dengan 21-12.

Pelatih Sigit Pamungkas pun menemani Bona / Ahsan yang di waktu bersamaan berhadapan dengan Chandra Wijaya / Luluk Hadiyanto. Di babak ketiga, psangan Indonesia sebenarnya sudah leading cukup jauh namun kembali karena faktor terburu buru akhirnya terkejar walau pada interbal unggul tipis 11-10.

Di paruh set terakhir, terlihat kedua pasangan tidak ingin diserang, mereka tidak banyak mengangkat bola tinggi lebih pada bola bola datar dan drive. Pasangan Indonesia pun tertinggal 18-14 dan akhirnya kalah 15-21.

Menurut Lingga, mereka memang bermain terburu buru untuk menghabiskan lawan. Malaysia terlihat lebih tenang dalam mengatur serangan. Mereka cukup terlihat kurang santai dan kurang rapi dalam mengatur serangan. Usai kalah, mereka nampak tidak terlalu kecewa, saya pun melanjutkan pengamatan saya di pertandingan Chandra / Luluk melawan Bona / Ahsan.

0

Entah factor grogi membuat Bona Septano / Mohd Ahsan seakan tidak bisa mengimbangi permainan Chandra / Luluk. Luluk sabar sekali menurunkan bola di depan net dan memberikan umpan matang kepada Chandra. 11-8 Chandra / Luluk unggul di paruh awal set pertama. Pelan namun pasti Bona / Ahsan mengejar hingga 12-9 dengan banyak menyerang Luluk ketimbang Chandra.

Dengan taktik tersebut mereka sukses mengejar bahkan 15-12. Namun kembali Chandra / Luluk mengejar 17-15. Pertandingan menjadi lebih ketat dan dalam tempo yang lebih cepat. Set pertama akhirnya disudahi Chandra / Luluk dengan 21-17

Di set kedua, kejar mengejar angka terjadi. Kedua pemain saling memperlihatkan pertahanan dan serangan. Hanya saja serangan Chandra / Luluk sering dikembalikan dengan bola tanggung dan menjadi umpan matang untuk dihabiskan. Akhirnya Chandra / Luluk unggul 17-16. Dengan lebih dari 8 kali smash, Bona / Ahsan mengejar 17-17 dan 18-18. Ahsan dan Bona sepertinya sepakat untuk menyerang dengan banyak menurunkan bola dan berani beradu net dengan lawan. AKhirnya Chandra / Luluk menang dengan 21-18.

Menurut Chandra, dia tidak memiliki pilihan selain meyerang karena angin yang cukup kencang dan Bona / Ahsan memiliki serangan dan power yang cukup kuat. Menurut Chandra, Bona / Ahsan memiliki masa depan yang cukup baik. Mereka harus meningkatkan jam terbang mereka lebih untuk bisa memperkaya pengalaman

0

Seperti skenario sebelumnya, 2pasangan ganda campuran Indonesia akan
saling bentrok di babak ke-2 turnament pembuka tahun ini, Malaysia
Super Series 2009. Ini terjadi setelah unggulan utama Nova
Widhianto/Lilyana Natsir mengalahkan Ko Sung-hyun/Ha Jung-eun(KOR) 21-
14,21-14, sementara Devin Lahardi/Lita Nurlita unggul atas Ong Jien
Guo/Choong Sook Chin (MAS) 20-22 21-14 21-10. Pasangan lain yang juga
sukses melewati babak pertama adalah Muhamad Rijal/Vita Marissa yang
menang atas rekannya sendiri Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati
dengan 3 set 12-21 21-11 21-10 . Di babak ke-2, Rijal/Vita bertemu
juara Denmark Super Series 2008, Joachim Fisher-Nielsen/ Christina
Pedersen(DEN) . Keunggulan mereka gagal diikuti Anggun Nugroho/Endang
Nursugianti yang menyerah dari Kunchala VORAVICHITCHAIKUL/ [THA]
Songphon ANUGRITAYAWON (THA). Rendra Wijaya/Meiliana Jauhari baru
turun bermain malam ini. Kejutan di nomor ini, setelah unggulam ke-3
asal Inggris Anthony Clark/Donna Kellog dipaksa menyerah dari ganda
tuan rumah Koo Kien Keat/Ng Hui Lin 21-16 17-21 21-10.

Di tunggal putri, 2 pemain Indonesia yang turun di turnament ini,
Adriyanti Firdasari dan Pia Zebadiah Bernadeth sukses melaju ke babak
selanjutnya. Firda menjungkalkan Megumi Taruno mudah 21-8,21-13,
sedang Pia unggul atas Jiayuan Chen(SIN). Firda akan menghadapi
unggulan ke-4 asal Prancis Pi Hongyan , sedang Pia jumpa pemain
Singapura lainnya, Zhang Beiwen. Di nomor tunggal putra, 3 pemain
Indonesia Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Andre Kurniawan
Tedjono belum turun bermain.

Sukses Awal Chandra/Luluk

Tampilnya Chandra Wijaya/Luluk Hadiyanto sebagai debut pasangan baru
memberi hasil positif dengan sukses membekuk yuniornya Muhamad
Aksan/Bona Septano 2 set langsung 21-17,21-18. Sayang kemenangan ini
tidak diikuti adik kandung Chandra, Rendra Wijaya yang bermain dengan
tandem barunya Joko Riyadi. Rendra/Joko dibekuk pasangan muda
Korea,Sung Hyun KO/Yi Goo KWON(KOR).Sedangkan Hendra Aprida
Gunawan/Alvent Yulianto Chandra diuntungkan dengan calon lawan
mereka, unggulan ke-3 tuan rumah Muhamad Zakry Abdul Latif/Muhamad
Farizizuan yang mundur.Hendra/ Alvent hanya akan berhadapan dengan
pasangan muda Malaysia, Chung Chiat KHOO/Jien Guo ONG(MAS) untuk
bertemu duet Polandia, Robert Mateunsiuk/Michael Logzt di babak ke-2.
Pasangan Fernando Kuniawan/Lingga Lie gagal melangkah kebabak
selanjutnya ketika dihadang dou Malaysia lainnya, Thien How HOON/Khim
Wah LIM.
3 pasang ganda putri Indonesia yang tampil juga belum bermain dibabak
pertama, masing-masing Vita/Lilyana, Shendy/Meiliana, dan
Endang/Lita.

Selasa, 06 Januari 2009

Bagai bintang dan segala kebebasan di angkasa
Bagai cerita tentang rasa surga
Kita bersama

Aneka warna hiasi alur algoritma kehidupan
Terik dan sejuk adalah biasa

Kalianlah sahabat-sahabatku, penyejuk bagi jiwa
Senantiasa mendengar saat kumengeluh, padahal kalianpun sedang berada dalam peluh

Kalianlah sahabat-sahabatku, hadiah indah dari surga
Penuntun saat buta
Payung saat hujan dan terik
Penerang saat berjalan dalam lorong gelap
Penunjuk saat tersesat
Penegur saat terlena
Pendengar setia saat bercerita tentang segala
Pengangkat ku saat ku terpuruk

Kalianlah sahabat-sahabatku, keajaiban yang sempurna

Menjadi mata air
Menjadi buku diary
Menjadi motivator

Menjadi boneka
Menjadi guru
Menjadi saudara
Menjadi mata-mata Ku…

Kalianlah sahabat-sahabatku, keindahan dalam hidup
Warna-warna agung sang pelukis yang dicoretkan dalam lembar hidupku

Pernah kita sama-sama tak sejalan
Dan untuk sesaat aku menjadi begitu membencimu
Lalu dengan segera, aku buat segala menjadi lebih sempurna
Dan kita tetap bersama

Entah apa jadinya hidupku tanpa canda dan tawa kalian
Takkan ada nada lagu bagi ragaku
Entah apa jadinya hidupku tanpa celoteh riang kalian
Takkan ada penyejuk untuk jiwaku

Sahabat,
kuyakini inilah takdir
Tuhan yang telah mempertemukan dan mengenalkan aku pada kalian
Menghujamkan di hati-hati kita rasa saling sayang

Dalam banyak waktu yang telah kulewati bersama kalian
Dalam banyak kisah yang telah kualami bersama kalian
Dalam banyak khayalan yang tercipta bersama kalian

Dan mimpi-mimpi yang terinspirasi dari kalian
Sungguh kutelah mendapat banyak hal

Ah, sahabat-sahabatku…
Tak selamanya hidup ini indah, kita tahu itu
Terkadang ada yang datang, dan ada yang pergi
Terkadang hidup begitu membahagiakan, terkadang juga begitu menyakitkan
Terkadang aku menjauh dari kalian
Terkadang kalian menjauh dariku
Tapi itulah hidup, kawan…
Dan begitulah kehidupan
Dunia kadang sangat bersahabat
Tak jarang pula kehidupan menjadi begitu pelik
Begitu pula dengan persahabatan kita…

Aku telah mencoba untuk selalu tampil sempurna
Menjadi sahabat sesungguhnya bagi kalian
Namun harus ku akui, tak jarang kutemui kegagalan
Hingga aku menjadi begitu menakutkan

Aku telah mencoba untuk selalu tersenyum, membahagiakan kalian
Namun aku menyadari kesalahan
Tak jarang aku menjadi begitu angkuh dan egois
Menyakitkan hati kalian

Sesosok manusia dalam wujud aku
Yang tengah mencari lokasi kedewasaan
Terkadang begitu terpuruk dan menyudutkan kalian

Kekurang dewasaanku, dan segala keterbatasan di diriku
Kebodohanku, dan segala kekhilafanku
Seringkali menjadi jalan buntu persahabatan kita..

Namun, lagi-lagi anugerah Tuhan begitu indah
Kalian kembali tampil sebagai jembatan kebahagiaan
Penuntun ke arah kedewasaan

Menyadarkanku dari segala khilaf
Dan kembali membuatku tersenyum menatap diri sendiri
Ah, kalianlah sahabat-sahabatku, jembatan cinta hidup ini

Dan kini,
saat satu bagian dari episode hidup telah ku lalui
Kulalui bersama kalian
Satu jalan baru terbentang di depan
Jalan yang semakin penuh dengan halang rintang dengan satu titik terang

Mungkin kita akan bercerai-berai
Entah bagaimana kelak hidupku tanpa kalian
Namun, aku ingin pastikan, jika kalianlah sahabat-sahabat terbaik yang pernah ku miliki

Entah
bagaimana ku harus berucap terimakasih
Membalas segala yang telah kita lalui bersama
Membalas segala keindahan hidup

Yang kuraih hari ini adalah berasal dari cinta kalian
Yang kupeluk hari ini adalah berasal dari semangat kalian
Yang kurengkuh hari ini adalah berasal dari senyum hangat kalian
Dan semangatku hari ini adalah berasal dari tawa membahagiakan dari kalian

Sahabat-sahabatku,
Mungkin mentari kita berbeda
Jalan tertujupun tak sama
Arti keindahan pada diri-diri kita pun tidak serupa

Dan untuk saat nanti yang tak pernah kita pikirkan
Mari jalani saja apa yang ada
Tak usah pedulikan segala
Mari jadikan kisah kita kenangan terindah di saat tua

Dan untuk masa depan yang tak pernah mampu kita ramalkan
Dengan segala pertanyaan tentang masa-masa yang telah kita lalui
Lihat saja segalanya dengan hati, dan pastikan segalanya akan menjadi indah

Jika tak ada kenangan indah yang mampu kuberikan untuk masa depan
Ambillah sebait puisi ini, selipkan dalam hatimu, sirami dengan nyanyian Tuhan

Sempatkanlah untuk memimpikan aku saat kau tidur
Selayaknya aku yang selalu memohon untuk dapat melihatmu dalam mimpi

Dan jawablah segala pertanyaan tentang masa depan dengan doa
Kirimkan doa dan akan ku dengarkan dengan hati

Terimakasih sahabatku,
Terimakasih atas segalanya,
Terimakasih telah membuat hidupku berarti ^_^

0

Shopping Online

Powered By Blogger

Dr kecil udah ska ikut nyokap badminton,, alhasil jd gni dech ktularan suka hehe...Sempet masuk SGS Elektrik tp udah kluar skarang heuh nyesel bgt :D


About Me

Links

Followers