contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Jumat, 02 Januari 2009

GAZA - Serangan Israel ke Gaza makin brutal dan tak ada tanda-tanda bakal padam dalam waktu dekat. Negeri Zionis cuek terhadap tekanan internasional yang ingin hujan roket dihentikan dan gencatan senjata segera disepakati oleh kedua kubu.

Desakan Prancis agar Israel melakukan gencatan senjata 48 jam ditolak oleh pemerintahan PM Ehud Olmert. Dalihnya, Hamas belum mengendurkan serangan balasan. Apalagi, serangan roket Hamas mendarat di Kota Beersheba, Israel, sekitar 40 km dari Gaza pada Selasa lalu waktu setempat.

"Sangat tidak realistis bagi Israel untuk menggelar gencatan senjata di tengah serangan tembakan dan teror Hamas," tutur Juru Bicara Menteri Luar Negeri Israel Yigal Palmor.

Keputusan menentang gencatan senjata tersebut diambil pemerintah Israel sesudah rapat kabinet yang dipimpin Olmert. Dalam pertemuan penting itu, dibahas evaluasi operasi militer, diplomasi, dan proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Kementerian Luar Negeri Prancis.

Israel menilai usul Prancis tersebut tidak realistis. Padahal, imbauan gencatan senjata 48 jam itu bertujuan agar bantuan internasional bebas menjalankan misi kemanusiaan guna membantu para korban sipil. Sejak serangan Israel membumihanguskan Gaza lima hari lalu, warga di sekitar Jalur Gaza dilaporkan kekurangan makanan, obat-obatan, dan listrik.

Israel kini menyiagakan ribuan serdadu dan tank-tank untuk menyerang wilayah berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa itu dari darat.

"Sama sekali tak ada niat untuk menghentikan aktivitas militer," tutur anggota kementerian keamanan, Meir Sheetrit.

Kuartet kekuatan dunia, Uni Eropa, Amerika Serikat, PBB, dan Rusia berulang-ulang mengimbau gencatan senjata, bahkan akan menghadirkan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair sebagai mediator perdamaian di negara yang berkonflik lebih dari enam dekade itu.

Kemarin (31/12) roket Israel menghantam jalur peredaran bantuan makanan dan selundupan senjata untuk Hamas di perbatasan Gaza dan Mesir. Israel juga menghancurkan kantor Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh.

Menlu Israel Tzipi Livni berencana terbang ke Paris hari ini untuk bertemu dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang memang dikenal berjasa meredakan berbagai konflik, termasuk pertempuran antara Rusia dengan Georgia pada Agustus lalu. Sarkozy dan Menlu Prancis Bernard Kouchner berjanji pergi ke Jerusalem Senin depan untuk menemui petinggi Israel dan Palestina guna mencari jalan damai.

Upaya damai juga dilakukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Hari ini dia dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Raja Yordania Abdullah II guna membahas gencatan senjata.(ape/ami)

0

0 komentar:

Shopping Online

Powered By Blogger

Dr kecil udah ska ikut nyokap badminton,, alhasil jd gni dech ktularan suka hehe...Sempet masuk SGS Elektrik tp udah kluar skarang heuh nyesel bgt :D


About Me

Links

Followers